Judul : Meraba UCAV TNI Kedepan
link : Meraba UCAV TNI Kedepan
Meraba UCAV TNI Kedepan
Masuk dalam list pengadaan alutsista TNIDrone Black Eagle rancangan LAPAN, hasil kerjasama beberapa BUMNIS dan TNI AU [LEN]
Mengutip data yang beredar, 3 matra TNI memasukan kebutuhan UAV sebagai alutsista yang diingikan pada periode MEF (Minimum Essential Force) III.
Karena UCAV lokal hasil kerjasama BUMNIS belum rampung, kemungkinan besar TNI melalui Kemhan akan membeli UCAV dari luar negeri.
Dari data yang dishare military_buzz, setiap matra TNI menuliskan berminat membeli sebanyak 3 unit UAV system.Berikut ini kemungkinan besar UCAV yang akan dibeli Kemhan:UCAV CH4 TNI AU [Jeff Prananda]
KASAU dalam berita yang diliput AA, menyatakan bahwa TNI AU akan membeli Unmanned Combat Aerial Vehicle (UCAV) berkemampuan Medium Altitude Long Endurance (MALE).
Drone CH4 produk China telah menjadi kekuatan TNI AU, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto telah mengeluarkan pernyataan resmi, kedepan TNI AU akan memperkuat dua skadron dengan 6 pesawat Drone UCAV CH-4, dilansir dari website TNI AU.
Drone UCAV CH4 berfungsi tidak hanya sebagai alat pengawasan dan pengintaian, namun juga mampu melaksanakan serangan melalui penembakkan maupun pengeboman.
Dan telah diuji cobakan baik pada Latihan Gabungan TNI dilaksanakan di Pusat Latihan Tempur Marinir Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, dan dilibatkan juga dalam pengambilan gambar pada pelaksanaan Upacara HUT TNI Ke-72 di Halim PK, Jakarta Timur.
Drone bersenjata (UCAV) Bayraktar TB2 buatan Turki [SSB]
Dari media online AA, Drone taktis buatan Turki yang harganya relatif murah namun menjadi penentu kemenangan dalam konflik Azerbaijan - Armenia, dipuji Panglima TNI dalam rapim TNI 2021 di Cilangkap.
Berkaca dari konflik Azerbaijan - Armenia, TNI harus mulai memperhitungkan perkembangan pesawat tanpa awak dalam konsep perang modern, kata Hadi.
"Kita juga harus mengembangkan konsep-konsep operasional tentang penggunaan alutsista nirawak dan bagaimana integrasinya dengan susunan tempur TNI yang sudah ada saat ini," jelas Hadi.
Hadi mengatakan perlu pengadaan pesawat tanpa awak dengan kemampuan Medium Altitude Long Endurance (MALE) untuk kebutuhan operasi di wilayah Natuna Utara, Kepulauan Riau.
Hadi juga mengatakan keterlibatan pesawat tanpa awak dalam operasi Poso dan Papua sangat dibutuhkan lantaran bisa menjadi penentu dalam mendukung informasi sehingga mampu menangkal serta menghadapi kelompok yang mengganggu keamanan negara.
"Drone yang kita miliki harus memiliki kemampuan intelijen, pengawasan atau survailance, dan pengenalan sasaran atau recognition yang mumpuni dari berbagai tingkatan, sesuai dengan operasi," pungkas Hadi.
♖ Garuda Militer
Mengutip data yang beredar, 3 matra TNI memasukan kebutuhan UAV sebagai alutsista yang diingikan pada periode MEF (Minimum Essential Force) III.
Karena UCAV lokal hasil kerjasama BUMNIS belum rampung, kemungkinan besar TNI melalui Kemhan akan membeli UCAV dari luar negeri.
Dari data yang dishare military_buzz, setiap matra TNI menuliskan berminat membeli sebanyak 3 unit UAV system.Berikut ini kemungkinan besar UCAV yang akan dibeli Kemhan:UCAV CH4 TNI AU [Jeff Prananda]
KASAU dalam berita yang diliput AA, menyatakan bahwa TNI AU akan membeli Unmanned Combat Aerial Vehicle (UCAV) berkemampuan Medium Altitude Long Endurance (MALE).
Drone CH4 produk China telah menjadi kekuatan TNI AU, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto telah mengeluarkan pernyataan resmi, kedepan TNI AU akan memperkuat dua skadron dengan 6 pesawat Drone UCAV CH-4, dilansir dari website TNI AU.
Drone UCAV CH4 berfungsi tidak hanya sebagai alat pengawasan dan pengintaian, namun juga mampu melaksanakan serangan melalui penembakkan maupun pengeboman.
Dan telah diuji cobakan baik pada Latihan Gabungan TNI dilaksanakan di Pusat Latihan Tempur Marinir Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, dan dilibatkan juga dalam pengambilan gambar pada pelaksanaan Upacara HUT TNI Ke-72 di Halim PK, Jakarta Timur.
Drone bersenjata (UCAV) Bayraktar TB2 buatan Turki [SSB]
Dari media online AA, Drone taktis buatan Turki yang harganya relatif murah namun menjadi penentu kemenangan dalam konflik Azerbaijan - Armenia, dipuji Panglima TNI dalam rapim TNI 2021 di Cilangkap.
Berkaca dari konflik Azerbaijan - Armenia, TNI harus mulai memperhitungkan perkembangan pesawat tanpa awak dalam konsep perang modern, kata Hadi.
"Kita juga harus mengembangkan konsep-konsep operasional tentang penggunaan alutsista nirawak dan bagaimana integrasinya dengan susunan tempur TNI yang sudah ada saat ini," jelas Hadi.
Hadi mengatakan perlu pengadaan pesawat tanpa awak dengan kemampuan Medium Altitude Long Endurance (MALE) untuk kebutuhan operasi di wilayah Natuna Utara, Kepulauan Riau.
Hadi juga mengatakan keterlibatan pesawat tanpa awak dalam operasi Poso dan Papua sangat dibutuhkan lantaran bisa menjadi penentu dalam mendukung informasi sehingga mampu menangkal serta menghadapi kelompok yang mengganggu keamanan negara.
"Drone yang kita miliki harus memiliki kemampuan intelijen, pengawasan atau survailance, dan pengenalan sasaran atau recognition yang mumpuni dari berbagai tingkatan, sesuai dengan operasi," pungkas Hadi.
♖ Garuda Militer
Demikianlah Artikel Meraba UCAV TNI Kedepan
Sekianlah artikel Meraba UCAV TNI Kedepan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Meraba UCAV TNI Kedepan dengan alamat link https://beritawawancara.blogspot.com/2021/02/meraba-ucav-tni-kedepan.html
0 Response to "Meraba UCAV TNI Kedepan"
Posting Komentar