Judul : TNI AU Siapkan Penerbang untuk Jet Tempur Rafale hingga F-15EX
link : TNI AU Siapkan Penerbang untuk Jet Tempur Rafale hingga F-15EX
TNI AU Siapkan Penerbang untuk Jet Tempur Rafale hingga F-15EX
(Dassault Aviation) ☆
Kementerian Pertahanan (Kemhan) menambah jumlah alutsista TNI AU mulai dari 42 jet tempur Rafale hingga pesawat tempur jenis F-15EX dari Amerika Serikat. TNI AU akan menyiapkan para penerbang.
"Jadi begini, angkatan udara itu membutuhkan penerbang-penerbang dan pesawat tanpa awak dan berawak. Kita ada sekitar 16 skadron pesawat berawak, kali tiap tahun anggaplah tiap skadron dimasukkan dua orang," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma R Agung Sasongkojati di Skadron Pendidikan 104, Pangkalan TNI AU Adisutjipto, Yogyakarta, Kamis (24/8/2023).
Agung menerangkan dengan jumlah pesawat tersebut maka diperlukan 30 penerbang di semua Skadron setiap tahun. Agung menyampaikan jumlah penerbang biasanya dua kali lebih banyak dari jumlah skadron yang ada.
"Artinya kita butuh sekitar 30 penerbang per tahun untuk mengawaki ini. Namun tentunya kita tidak bisa hanya 30 penerbang. Pada kenyataannya pasti ada kurang penerbang karena masif atau hal lain akhirnya betul lebih baik, kita bisa 1,5 kali dari jumlah pesawat. Anggaplah jumlah Skadron, jadi 40 atau 45 penebang. Namun AU saat ini mendapatkan pasukan dari AAU dan dari PSDP juga," jelasnya.
Agung mengatakan sementara ini jumlah penerbang masih sesuai dengan kebutuhan. Namun, jika alutsista TNI AU ditambah dengan kedatangan Jet Rafale hingga F-15EX maka penerbang harus bertambah. Pihaknya akan menyiapkan penerbang untuk mengawaki alutsista tersebut.
"Untuk saat ini cukup, namun jika datang pesawat yang banyak kita juga harus mendatangkan lebih banyak lagi. Kita harus ada program untuk meningkatkan jumlah AU," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto merencanakan pembelian sebanyak 42 jet tempur Rafale. Pada tahun 2022 lalu, Prabowo sudah meneken pembelian sebanyak 6 pesawat terlebih dahulu.
Berdasarkan situs Dassault Aviation, pesawat tersebut digerakkan dua mesin SNECMA M88-2 dan dapat melesat pada kecepatan maksimum 1,8 Macht atau 750 knots (1.389 km/jam).
Pesawat ini memiliki panjang 15,3 meter, lebar sayap 10,9 meter, dan tinggi 5,3 meter. Berat kosong pesawat ini hampir 10 ton (22 ribu pon) dan berat maksimal untuk terbangnya 24,5 ton (54 ribu pon).
Baru-baru ini, Prabowo juga berhasil meyakinkan Amerika Serikat (AS) untuk menjual pesawat tempur F-15EX baru buatan Boeing ke Indonesia. F-15EX merupakan versi paling mutakhir dari pesawat F-15 yang pernah dibuat oleh Boeing dan menjadi salah satu pesawat paling canggih di dunia saat ini.
Sejumlah keunggulan dan kecanggihan yang terdapat pada pesawat tempur ini di antaranya sistem radar yang canggih serta avionik lainnya yang memungkinkan pesawat untuk mendeteksi dan melacak target dengan akurasi yang tinggi. Pesawat ini juga mampu dioperasikan untuk berbagai misi, mulai dari superioritas udara, serangan darat, hingga operasi maritim.
Keunggulan lainnya adalah pesawat ini dirancang untuk dapat berkomunikasi serta beroperasi dengan baik dalam jaringan pertempuran yang lebih luas. Sehingga memungkinkan F-15EX untuk berkolaborasi dengan sistem lain seperti satelit, UAV, maupun pesawat lainnya. (wnv/idn)
Kementerian Pertahanan (Kemhan) menambah jumlah alutsista TNI AU mulai dari 42 jet tempur Rafale hingga pesawat tempur jenis F-15EX dari Amerika Serikat. TNI AU akan menyiapkan para penerbang.
"Jadi begini, angkatan udara itu membutuhkan penerbang-penerbang dan pesawat tanpa awak dan berawak. Kita ada sekitar 16 skadron pesawat berawak, kali tiap tahun anggaplah tiap skadron dimasukkan dua orang," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma R Agung Sasongkojati di Skadron Pendidikan 104, Pangkalan TNI AU Adisutjipto, Yogyakarta, Kamis (24/8/2023).
Agung menerangkan dengan jumlah pesawat tersebut maka diperlukan 30 penerbang di semua Skadron setiap tahun. Agung menyampaikan jumlah penerbang biasanya dua kali lebih banyak dari jumlah skadron yang ada.
"Artinya kita butuh sekitar 30 penerbang per tahun untuk mengawaki ini. Namun tentunya kita tidak bisa hanya 30 penerbang. Pada kenyataannya pasti ada kurang penerbang karena masif atau hal lain akhirnya betul lebih baik, kita bisa 1,5 kali dari jumlah pesawat. Anggaplah jumlah Skadron, jadi 40 atau 45 penebang. Namun AU saat ini mendapatkan pasukan dari AAU dan dari PSDP juga," jelasnya.
Agung mengatakan sementara ini jumlah penerbang masih sesuai dengan kebutuhan. Namun, jika alutsista TNI AU ditambah dengan kedatangan Jet Rafale hingga F-15EX maka penerbang harus bertambah. Pihaknya akan menyiapkan penerbang untuk mengawaki alutsista tersebut.
"Untuk saat ini cukup, namun jika datang pesawat yang banyak kita juga harus mendatangkan lebih banyak lagi. Kita harus ada program untuk meningkatkan jumlah AU," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto merencanakan pembelian sebanyak 42 jet tempur Rafale. Pada tahun 2022 lalu, Prabowo sudah meneken pembelian sebanyak 6 pesawat terlebih dahulu.
Berdasarkan situs Dassault Aviation, pesawat tersebut digerakkan dua mesin SNECMA M88-2 dan dapat melesat pada kecepatan maksimum 1,8 Macht atau 750 knots (1.389 km/jam).
Pesawat ini memiliki panjang 15,3 meter, lebar sayap 10,9 meter, dan tinggi 5,3 meter. Berat kosong pesawat ini hampir 10 ton (22 ribu pon) dan berat maksimal untuk terbangnya 24,5 ton (54 ribu pon).
Baru-baru ini, Prabowo juga berhasil meyakinkan Amerika Serikat (AS) untuk menjual pesawat tempur F-15EX baru buatan Boeing ke Indonesia. F-15EX merupakan versi paling mutakhir dari pesawat F-15 yang pernah dibuat oleh Boeing dan menjadi salah satu pesawat paling canggih di dunia saat ini.
Sejumlah keunggulan dan kecanggihan yang terdapat pada pesawat tempur ini di antaranya sistem radar yang canggih serta avionik lainnya yang memungkinkan pesawat untuk mendeteksi dan melacak target dengan akurasi yang tinggi. Pesawat ini juga mampu dioperasikan untuk berbagai misi, mulai dari superioritas udara, serangan darat, hingga operasi maritim.
Keunggulan lainnya adalah pesawat ini dirancang untuk dapat berkomunikasi serta beroperasi dengan baik dalam jaringan pertempuran yang lebih luas. Sehingga memungkinkan F-15EX untuk berkolaborasi dengan sistem lain seperti satelit, UAV, maupun pesawat lainnya. (wnv/idn)
★ detik
Demikianlah Artikel TNI AU Siapkan Penerbang untuk Jet Tempur Rafale hingga F-15EX
Sekianlah artikel TNI AU Siapkan Penerbang untuk Jet Tempur Rafale hingga F-15EX kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel TNI AU Siapkan Penerbang untuk Jet Tempur Rafale hingga F-15EX dengan alamat link https://beritawawancara.blogspot.com/2023/08/tni-au-siapkan-penerbang-untuk-jet.html
0 Response to "TNI AU Siapkan Penerbang untuk Jet Tempur Rafale hingga F-15EX"
Posting Komentar