Judul : Indonesia Pertimbangkan Akuisisi Kapal Induk untuk Perkuat Operasi dan Keamanan Maritim
link : Indonesia Pertimbangkan Akuisisi Kapal Induk untuk Perkuat Operasi dan Keamanan Maritim
Indonesia Pertimbangkan Akuisisi Kapal Induk untuk Perkuat Operasi dan Keamanan Maritim
💥 Beredar rumor tentang kemungkinan akuisisi kapal induk Giuseppe Garibaldi, yang dapat mengindikasikan potensi kesepakatan dengan industri angkatan laut Italia untuk modernisasi atau pembangunan berlisensi
(Picture source: Marina Difesa)
Saat ini Indonesia tengah menjajaki kemungkinan untuk mengakuisisi kapal induk guna memperkuat kemampuan militernya dalam peran non-tempur. Dalam jumpa pers yang digelar pada 6 Februari 2025 di Jakarta, Kepala Staf Angkatan Laut (TNI-AL) Laksamana Muhammad Ali menegaskan perlunya memodernisasi peralatan armada dan menyampaikan sejumlah usulan akuisisi kepada Kementerian Pertahanan Indonesia. Di antara usulan tersebut adalah akuisisi kapal induk yang dirancang untuk misi non-tempur, beserta pembelian fregat dari Italia dan kapal patroli cepat bersenjata rudal dari Turki.
Selama beberapa tahun, TNI AL telah melakukan kajian untuk mengakuisisi kapal sejenis kapal induk yang mampu mengangkut helikopter baik untuk operasi tempur maupun non-tempur. Indonesia belum secara resmi mengonfirmasi pembuat kapal induk potensialnya, tetapi sejumlah opsi tengah dipertimbangkan. PT PAL Indonesia, pembuat kapal terkemuka di negara ini, telah mengusulkan konsep kapal induk helikopter dan kapal serbu amfibi, menjadikannya kandidat yang memungkinkan untuk proyek konstruksi dalam negeri, yang berpotensi bekerja sama dengan mitra asing.
Italia juga dapat memainkan peran kunci, khususnya melalui Fincantieri, yang telah memiliki hubungan dengan Angkatan Laut Indonesia untuk penyediaan fregat. Selain itu, rumor telah beredar tentang kemungkinan akuisisi kapal induk Giuseppe Garibaldi, yang dapat mengindikasikan kemungkinan kesepakatan dengan industri angkatan laut Italia untuk modernisasi atau konstruksi berlisensi.
Kemungkinan lain adalah kemitraan dengan Korea Selatan, negara yang telah bekerja sama dengan Indonesia di sektor angkatan laut, khususnya melalui Hyundai Heavy Industries atau DSME, yang dapat menawarkan platform yang sesuai. Pilihan untuk membeli kapal bekas juga masih ada di atas meja, dengan potensi modernisasi oleh pembuat aslinya sesuai dengan persyaratan khusus Angkatan Laut Indonesia. Keputusan akhir akan bergantung pada prioritas strategis negara, anggaran, dan negosiasi yang sedang berlangsung dengan mitra industri dan militernya.
Meskipun Angkatan Laut Indonesia dianggap sebagai salah satu yang terkuat di Asia Tenggara, Angkatan Laut Indonesia masih kekurangan kemampuan dan kapal yang memadai untuk menjaga wilayah negara yang luas dan zona ekonomi eksklusif. Armada yang menua tetap menjadi tantangan yang berulang. Sebagai bagian dari rencana modernisasi angkatan bersenjatanya, yang dikenal sebagai Kekuatan Pokok Minimum (MEF), Angkatan Laut Indonesia berencana untuk mengoperasikan setidaknya empat kapal pengangkut helikopter amfibi.
Di luar proyek kapal induk, Angkatan Laut Indonesia juga tengah mengupayakan akuisisi strategis lainnya. Angkatan Laut Indonesia telah mengajukan permintaan resmi untuk membeli dua fregat yang dibuat di Italia guna meningkatkan kehadiran dan kemampuan operasional armadanya. Sementara itu, dua fregat produksi dalam negeri telah dipersiapkan untuk bertugas, yang memperkuat tujuan negara untuk meningkatkan kemandirian industri dan operasional. Selain itu, beberapa kapal patroli cepat yang dilengkapi rudal dari Turki akan semakin memperkuat armada.
Indonesia juga telah menerima proposal hibah dari Jepang, yang menawarkan dua kapal patroli untuk ditempatkan di pangkalan angkatan laut Balikpapan di Kalimantan Timur. Lokasi ini penting secara strategis karena akan memperkuat kehadiran militer di dekat ibu kota masa depan Indonesia, Nusantara, yang terletak dekat dengan Balikpapan. Laksamana Muhammad Ali menyatakan bahwa kapal patroli ini sangat sesuai dengan geografi wilayah tersebut, terutama karena kemampuannya untuk menavigasi berbagai jalur perairan di ibu kota masa depan. Dengan panjang 18 meter, kapal-kapal ini akan meningkatkan keamanan dan pengawasan sungai.
Parlemen Indonesia (DPR) telah menyetujui permintaan Kementerian Pertahanan dan angkatan bersenjata untuk menerima hibah Jepang ini, yang mencerminkan komitmen negara tersebut untuk memperkuat keamanan maritimnya. Akuisisi dan upaya modernisasi ini merupakan strategi yang jelas yang ditujukan untuk meningkatkan proyeksi kekuatan dan keamanan maritim Indonesia dalam lanskap regional yang terus berkembang.

Saat ini Indonesia tengah menjajaki kemungkinan untuk mengakuisisi kapal induk guna memperkuat kemampuan militernya dalam peran non-tempur. Dalam jumpa pers yang digelar pada 6 Februari 2025 di Jakarta, Kepala Staf Angkatan Laut (TNI-AL) Laksamana Muhammad Ali menegaskan perlunya memodernisasi peralatan armada dan menyampaikan sejumlah usulan akuisisi kepada Kementerian Pertahanan Indonesia. Di antara usulan tersebut adalah akuisisi kapal induk yang dirancang untuk misi non-tempur, beserta pembelian fregat dari Italia dan kapal patroli cepat bersenjata rudal dari Turki.
Selama beberapa tahun, TNI AL telah melakukan kajian untuk mengakuisisi kapal sejenis kapal induk yang mampu mengangkut helikopter baik untuk operasi tempur maupun non-tempur. Indonesia belum secara resmi mengonfirmasi pembuat kapal induk potensialnya, tetapi sejumlah opsi tengah dipertimbangkan. PT PAL Indonesia, pembuat kapal terkemuka di negara ini, telah mengusulkan konsep kapal induk helikopter dan kapal serbu amfibi, menjadikannya kandidat yang memungkinkan untuk proyek konstruksi dalam negeri, yang berpotensi bekerja sama dengan mitra asing.
Italia juga dapat memainkan peran kunci, khususnya melalui Fincantieri, yang telah memiliki hubungan dengan Angkatan Laut Indonesia untuk penyediaan fregat. Selain itu, rumor telah beredar tentang kemungkinan akuisisi kapal induk Giuseppe Garibaldi, yang dapat mengindikasikan kemungkinan kesepakatan dengan industri angkatan laut Italia untuk modernisasi atau konstruksi berlisensi.
Kemungkinan lain adalah kemitraan dengan Korea Selatan, negara yang telah bekerja sama dengan Indonesia di sektor angkatan laut, khususnya melalui Hyundai Heavy Industries atau DSME, yang dapat menawarkan platform yang sesuai. Pilihan untuk membeli kapal bekas juga masih ada di atas meja, dengan potensi modernisasi oleh pembuat aslinya sesuai dengan persyaratan khusus Angkatan Laut Indonesia. Keputusan akhir akan bergantung pada prioritas strategis negara, anggaran, dan negosiasi yang sedang berlangsung dengan mitra industri dan militernya.
Meskipun Angkatan Laut Indonesia dianggap sebagai salah satu yang terkuat di Asia Tenggara, Angkatan Laut Indonesia masih kekurangan kemampuan dan kapal yang memadai untuk menjaga wilayah negara yang luas dan zona ekonomi eksklusif. Armada yang menua tetap menjadi tantangan yang berulang. Sebagai bagian dari rencana modernisasi angkatan bersenjatanya, yang dikenal sebagai Kekuatan Pokok Minimum (MEF), Angkatan Laut Indonesia berencana untuk mengoperasikan setidaknya empat kapal pengangkut helikopter amfibi.
Di luar proyek kapal induk, Angkatan Laut Indonesia juga tengah mengupayakan akuisisi strategis lainnya. Angkatan Laut Indonesia telah mengajukan permintaan resmi untuk membeli dua fregat yang dibuat di Italia guna meningkatkan kehadiran dan kemampuan operasional armadanya. Sementara itu, dua fregat produksi dalam negeri telah dipersiapkan untuk bertugas, yang memperkuat tujuan negara untuk meningkatkan kemandirian industri dan operasional. Selain itu, beberapa kapal patroli cepat yang dilengkapi rudal dari Turki akan semakin memperkuat armada.
Indonesia juga telah menerima proposal hibah dari Jepang, yang menawarkan dua kapal patroli untuk ditempatkan di pangkalan angkatan laut Balikpapan di Kalimantan Timur. Lokasi ini penting secara strategis karena akan memperkuat kehadiran militer di dekat ibu kota masa depan Indonesia, Nusantara, yang terletak dekat dengan Balikpapan. Laksamana Muhammad Ali menyatakan bahwa kapal patroli ini sangat sesuai dengan geografi wilayah tersebut, terutama karena kemampuannya untuk menavigasi berbagai jalur perairan di ibu kota masa depan. Dengan panjang 18 meter, kapal-kapal ini akan meningkatkan keamanan dan pengawasan sungai.
Parlemen Indonesia (DPR) telah menyetujui permintaan Kementerian Pertahanan dan angkatan bersenjata untuk menerima hibah Jepang ini, yang mencerminkan komitmen negara tersebut untuk memperkuat keamanan maritimnya. Akuisisi dan upaya modernisasi ini merupakan strategi yang jelas yang ditujukan untuk meningkatkan proyeksi kekuatan dan keamanan maritim Indonesia dalam lanskap regional yang terus berkembang.
💂 Army Recognition
Demikianlah Artikel Indonesia Pertimbangkan Akuisisi Kapal Induk untuk Perkuat Operasi dan Keamanan Maritim
Sekianlah artikel Indonesia Pertimbangkan Akuisisi Kapal Induk untuk Perkuat Operasi dan Keamanan Maritim kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Indonesia Pertimbangkan Akuisisi Kapal Induk untuk Perkuat Operasi dan Keamanan Maritim dengan alamat link https://beritawawancara.blogspot.com/2025/02/indonesia-pertimbangkan-akuisisi-kapal.html
0 Response to "Indonesia Pertimbangkan Akuisisi Kapal Induk untuk Perkuat Operasi dan Keamanan Maritim"
Posting Komentar