Judul : Pabrik Pesawat Memerlukan Perluasan Kawasan
link : Pabrik Pesawat Memerlukan Perluasan Kawasan
Pabrik Pesawat Memerlukan Perluasan Kawasan
Bandung sudah bukan tempat yang idealPesawat CN295 MPA TNI AU siap diresmikan pertengahan tahun [Angkasa Reviews] ♞
PT Dirgantara Indonesia (PT DI) membuat syarat dan kebutuhan untuk lokasi pabrik pesawat terbang yang baru ke pemerintah. Menurut Direktur Teknologi dan Pengembangan PT DI, Gita Amperiawan, pabrik pesawat memerlukan perluasan kawasan. “Bandung sudah bukan tempat yang ideal,” katanya, Selasa, 2 April 2019.
Pembuatan pesawat PT DI sekarang berada di komplek Bandara Husein Sastranegara milik TNI AU. Gita mencontohkan panjang landasan pesawat sepanjang 2,5 kilometer di sana. “Landasan perlu 3-4 kilometer, yang sekarang sudah tidak lagi visible,” ujar dia.
Pabrik pesawat di Bandung menurutnya masih berfungsi untuk kondisi sekarang. “Kalau bicara N219 dengan target (produksi) 30 unit per tahun, ini kan cerita lain,” katanya.
Di acara diskusi pengembangan industri pertahanan di Aula Barat Institut Teknologi Bandung itu, Gita memaparkan beragam faktor kebutuhan industri pesawat terbang Indonesia di masa depan. Dia membaginya ke dua kelompok yaitu wilayah geografis dan non-geografis.
Faktor geografis meliputi ketersediaan bahan mentah, energi, tenaga kerja, transportasi, pasar, sumber air, iklim, dan area lokasi. Faktor khususnya kata Gita, infrastruktur yang berkelas dunia. “Sumber daya manusianya harus hebat, dekat universitas, riset, dan balai penelitian. Tidak bisa jauh dari itu,” katanya.
Adapun faktor non-geografis meliputi modal, kebijakan perusahaan, organisasi yang efisien, fasilitas bank, dan asuransi. Faktor khususnya menyangkut kebijakan pemerintah, juga fasilitas pendanaan dan permodalan.
Rencana Jangka Panjang PT DI Tahun 2018 – 2019
Rencana jangka panjang 2018-2022 PT DI antara lain ingin mengembangkan pasar pesawat CN295. Fokusnya pada 2019 ke wilayah Asia-Pasifik.
“Sampai saat ini kita belum punya hak untuk jual ke luar, baru di dalam,” kata dia. Sementara Filipina dan Malaysia sudah ingin membeli.
Pada tahun ini juga PT DI ingin melakukan modernisasi pesawat CN235, menjual pesawat CN235 dan NC212, serta masuk bisnis pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle).
Rencana 2020 ingin meningkatkan kapasitas produksi pesawat N219, mulai menjual UAV untuk kepentingan militer, penjualan CN235, NC212, dan CN295.
Selain pabrik pesawat, pabrik senjata roket perlu perluasan. “Kebutuhan manufakturing di Tasikmalaya sudah tidak ideal lagi,” kata Gita.
Menurutnya kondisi sekarang untuk pengembangan ke depan ada masalah. Pemerintah telah meminta PT DI untuk mencari karakteristik wilayah pengembangan pabrik yang cocok.
PT Dirgantara Indonesia (PT DI) membuat syarat dan kebutuhan untuk lokasi pabrik pesawat terbang yang baru ke pemerintah. Menurut Direktur Teknologi dan Pengembangan PT DI, Gita Amperiawan, pabrik pesawat memerlukan perluasan kawasan. “Bandung sudah bukan tempat yang ideal,” katanya, Selasa, 2 April 2019.
Pembuatan pesawat PT DI sekarang berada di komplek Bandara Husein Sastranegara milik TNI AU. Gita mencontohkan panjang landasan pesawat sepanjang 2,5 kilometer di sana. “Landasan perlu 3-4 kilometer, yang sekarang sudah tidak lagi visible,” ujar dia.
Pabrik pesawat di Bandung menurutnya masih berfungsi untuk kondisi sekarang. “Kalau bicara N219 dengan target (produksi) 30 unit per tahun, ini kan cerita lain,” katanya.
Di acara diskusi pengembangan industri pertahanan di Aula Barat Institut Teknologi Bandung itu, Gita memaparkan beragam faktor kebutuhan industri pesawat terbang Indonesia di masa depan. Dia membaginya ke dua kelompok yaitu wilayah geografis dan non-geografis.
Faktor geografis meliputi ketersediaan bahan mentah, energi, tenaga kerja, transportasi, pasar, sumber air, iklim, dan area lokasi. Faktor khususnya kata Gita, infrastruktur yang berkelas dunia. “Sumber daya manusianya harus hebat, dekat universitas, riset, dan balai penelitian. Tidak bisa jauh dari itu,” katanya.
Adapun faktor non-geografis meliputi modal, kebijakan perusahaan, organisasi yang efisien, fasilitas bank, dan asuransi. Faktor khususnya menyangkut kebijakan pemerintah, juga fasilitas pendanaan dan permodalan.
Rencana Jangka Panjang PT DI Tahun 2018 – 2019
Rencana jangka panjang 2018-2022 PT DI antara lain ingin mengembangkan pasar pesawat CN295. Fokusnya pada 2019 ke wilayah Asia-Pasifik.
“Sampai saat ini kita belum punya hak untuk jual ke luar, baru di dalam,” kata dia. Sementara Filipina dan Malaysia sudah ingin membeli.
Pada tahun ini juga PT DI ingin melakukan modernisasi pesawat CN235, menjual pesawat CN235 dan NC212, serta masuk bisnis pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle).
Rencana 2020 ingin meningkatkan kapasitas produksi pesawat N219, mulai menjual UAV untuk kepentingan militer, penjualan CN235, NC212, dan CN295.
Selain pabrik pesawat, pabrik senjata roket perlu perluasan. “Kebutuhan manufakturing di Tasikmalaya sudah tidak ideal lagi,” kata Gita.
Menurutnya kondisi sekarang untuk pengembangan ke depan ada masalah. Pemerintah telah meminta PT DI untuk mencari karakteristik wilayah pengembangan pabrik yang cocok.
♞ Tempo
Demikianlah Artikel Pabrik Pesawat Memerlukan Perluasan Kawasan
Sekianlah artikel Pabrik Pesawat Memerlukan Perluasan Kawasan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Pabrik Pesawat Memerlukan Perluasan Kawasan dengan alamat link https://beritawawancara.blogspot.com/2019/04/pabrik-pesawat-memerlukan-perluasan.html
0 Response to "Pabrik Pesawat Memerlukan Perluasan Kawasan"
Posting Komentar