Judul : ☆ Kisah Pratu Suparlan, Habisi Puluhan Musuh Sendirian (1983)
link : ☆ Kisah Pratu Suparlan, Habisi Puluhan Musuh Sendirian (1983)
☆ Kisah Pratu Suparlan, Habisi Puluhan Musuh Sendirian (1983)
Meski ditembak berkali-kali Pratu Suparlan tetap bertahan hidup hingga meledakkan diri dengan granatPratu Suparlan © istimewa
Keberanian dan Kepahlawanan Pratu Suparlan ini berawal saat dia ditugaskan dalam operasi Timor Timur (saat ini Timor Leste) pada 9 Januari 1983. Kala itu, Suparlan yang tergabung dalam unit Nanggala L-II Kopassandha, pimpinan Letnan Poniman Dasuki tengah melakukan patroli di KV 34-34/Komplek Liasidi. Daerah tersebut sangat rawan karena merupakan sarang dari pemberontak Fretilin, sayap militer Timor Timur terlatih karena memiliki pengalaman perang di Angola, Mozambik dan sebagainya sehingga dikenal sangat sadis dan kejam.
Saat sedang berpatroli, tiba-tiba 300-an Fretilin lengkap dengan senapan serbu, GLM, mortir menghadang tim kecil yang tengah berpatroli tersebut. Kontak tembak antara pasukan kecil yang berjumlah 9 orang, terdiri dari 4 Kopassus dan 5 Kostrad dengan ratusan Fretilin pun terjadi. Pertempuran berlangsung tidak seimbang dimana Fretilin berada di ketinggian sedangkan Pratu Suparlan berada di pinggir jurang. Satu persatu anggota pasukan kecil ini gugur dimangsa peluru Fretilin.
Menyadari hal ini, Dantim kemudian memerintahkan pasukan untuk meloloskan diri ke celah bukit. Namun waktu yang tersedia hanya sedikit. Saat itulah, keberanian dan kepahlawanan Pratu Suparlan untuk menyelamatkan teman-temannya kemudian membuang senjatanya dan mengambil senapan mesin milik temannya yang telah gugur. Tanpa gentar sedikitpun, Pratu Suparlan menerjang ke arah musuh.
Saat bersamaan hujan peluru senapan mesin musuh juga mengoyak tubuh Pratu Suparlan, hingga baju lorengnya berubah warna menjadi merah karena darah yang mengalir dari tubuhnya. Bagai banteng ketaton, Pratu Suparlan mengamuk membalas dengan rententan peluru hingga amunisinya habis.
Bukannya roboh, Pratu Suparlan justru menghunus pisau komandonya lalu mengejar musuhnya ke semak belukar hingga berhasil menewaskan 6 pasukan Fretilin. Hingga tiba pada ambang kesanggupannya, Pratu Suparlan terduduk dan tak lagi mampu menggenggam pisau komandonya. Mengetahui prajurit Kopassus tersebut kehabisan daya, pasukan Fretilin mengerumuninya dan memberikan tembakan di lehernya.
Di antara sisa-sisa tenaganya, Pratu Suparlan mencabut pin granat yang diambil dari kantongnya. Sambil berteriak Allahu Akbar, Pratu Suparlan melompat ke arah kerumunan pasukan Fretilin di depannya. Ledakan keras membahana mengiringi robohnya puluhan prajurit komunis bersama seorang prajurit Kopassus bernama Pratu Suparlan. Sang Prajurit Komando itu gugur demi Ibu Pertiwi yang dicintainya.
♖ Sindonews
Keberanian dan Kepahlawanan Pratu Suparlan ini berawal saat dia ditugaskan dalam operasi Timor Timur (saat ini Timor Leste) pada 9 Januari 1983. Kala itu, Suparlan yang tergabung dalam unit Nanggala L-II Kopassandha, pimpinan Letnan Poniman Dasuki tengah melakukan patroli di KV 34-34/Komplek Liasidi. Daerah tersebut sangat rawan karena merupakan sarang dari pemberontak Fretilin, sayap militer Timor Timur terlatih karena memiliki pengalaman perang di Angola, Mozambik dan sebagainya sehingga dikenal sangat sadis dan kejam.
Saat sedang berpatroli, tiba-tiba 300-an Fretilin lengkap dengan senapan serbu, GLM, mortir menghadang tim kecil yang tengah berpatroli tersebut. Kontak tembak antara pasukan kecil yang berjumlah 9 orang, terdiri dari 4 Kopassus dan 5 Kostrad dengan ratusan Fretilin pun terjadi. Pertempuran berlangsung tidak seimbang dimana Fretilin berada di ketinggian sedangkan Pratu Suparlan berada di pinggir jurang. Satu persatu anggota pasukan kecil ini gugur dimangsa peluru Fretilin.
Menyadari hal ini, Dantim kemudian memerintahkan pasukan untuk meloloskan diri ke celah bukit. Namun waktu yang tersedia hanya sedikit. Saat itulah, keberanian dan kepahlawanan Pratu Suparlan untuk menyelamatkan teman-temannya kemudian membuang senjatanya dan mengambil senapan mesin milik temannya yang telah gugur. Tanpa gentar sedikitpun, Pratu Suparlan menerjang ke arah musuh.
Saat bersamaan hujan peluru senapan mesin musuh juga mengoyak tubuh Pratu Suparlan, hingga baju lorengnya berubah warna menjadi merah karena darah yang mengalir dari tubuhnya. Bagai banteng ketaton, Pratu Suparlan mengamuk membalas dengan rententan peluru hingga amunisinya habis.
Bukannya roboh, Pratu Suparlan justru menghunus pisau komandonya lalu mengejar musuhnya ke semak belukar hingga berhasil menewaskan 6 pasukan Fretilin. Hingga tiba pada ambang kesanggupannya, Pratu Suparlan terduduk dan tak lagi mampu menggenggam pisau komandonya. Mengetahui prajurit Kopassus tersebut kehabisan daya, pasukan Fretilin mengerumuninya dan memberikan tembakan di lehernya.
Di antara sisa-sisa tenaganya, Pratu Suparlan mencabut pin granat yang diambil dari kantongnya. Sambil berteriak Allahu Akbar, Pratu Suparlan melompat ke arah kerumunan pasukan Fretilin di depannya. Ledakan keras membahana mengiringi robohnya puluhan prajurit komunis bersama seorang prajurit Kopassus bernama Pratu Suparlan. Sang Prajurit Komando itu gugur demi Ibu Pertiwi yang dicintainya.
♖ Sindonews
Demikianlah Artikel ☆ Kisah Pratu Suparlan, Habisi Puluhan Musuh Sendirian (1983)
Sekianlah artikel ☆ Kisah Pratu Suparlan, Habisi Puluhan Musuh Sendirian (1983) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel ☆ Kisah Pratu Suparlan, Habisi Puluhan Musuh Sendirian (1983) dengan alamat link https://beritawawancara.blogspot.com/2021/04/kisah-pratu-suparlan-habisi-puluhan.html
0 Response to "☆ Kisah Pratu Suparlan, Habisi Puluhan Musuh Sendirian (1983)"
Posting Komentar