Judul : Kemenhan Akselerasi Industri Propelan Antisipasi Situasi Geopolitik
link : Kemenhan Akselerasi Industri Propelan Antisipasi Situasi Geopolitik
Kemenhan Akselerasi Industri Propelan Antisipasi Situasi Geopolitik
💣 💥 👷
Bom produksi PT Dahana (ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat)
Kepala Biro Informasi Pertahanan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang menegaskan kembali komitmen Kemenhan dalam mengakselerasi industri pertahanan dalam rangkaian mengantisipasi situasi geopolitik global.
Brigjen Frega mengatakan salah satu industri strategis tersebut adalah industri propelan untuk roket pertahanan dan sejumlah alutsista lainnya, yang digarap oleh BUMN PT Dahana (Persero).
"Salah satunya adalah propelan, apalagi kalau kita melihat sekarang dengan kondisi yang ada saat ini, geopolitik dan rivalitas antar negara, tentunya mau tidak mau kita harus membangun postur pertahanan negara dan melakukan modernisasi," kata Brigjen Frega saat dikonfirmasi Antara di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan akselerasi terhadap industri pertahanan tersebut adalah bagian dari komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk membangun kemandirian industri pertahanan.
"Jadi memang sesuai dengan komitmen Bapak Presiden Prabowo sejak beliau menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan), sekarang juga dilanjutkan dan dikembangkan oleh Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, komitmen untuk membangun kemandirian," ujarnya.
Frega mengatakan akselerasi kemandirian industri pertahanan dalam negeri juga dilakukan berkaca dari pengalaman embargo terhadap Indonesia beberapa tahun silam.
"Kita juga harus meningkatkan kemandirian, kita tidak ingin masa lalu kita ketika diembargo akhirnya berdampak pada supply chain kita, perawatan kemudian pemeliharaan," ujarnya.
Terkait kemandirian industri pertahanan dalam negeri, Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dahana (Persero) Yusep Nugraha Rubani mengungkapkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) produk bom militer yang diproduksi PT Dahana sudah melampaui 70 persen.
"Kalau untuk bom, itu lebih dari 70 persen TKDN-nya. Untuk bom itu, karena casing-nya sudah dibuat di dalam negeri, produksinya juga di dalam negeri," kata Yusep di Kantor Pusat PT Dahana, Subang, Jawa Barat, Selasa (23/6).
TKDN untuk produk bom militer buatan Dahana, kata Yusep, terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan bertambahnya fasilitas manufaktur, serta hasil riset dan pengembangan PT Dahana.
Produk bom militer buatan PT Dahana, antara lain, Bom NATO Tajam (BNT) 250 berbobot 250 kilogram yang didesain untuk kompatibel dengan pesawat NATO.
Kemudian bom varian P-100L berbobot 100 kilogram, P250L yang berbobot 250 kilogram, dan P-500L berbobot 500 kilogram yang diproduksi khusus untuk pesawat tempur Suhkoi, kemudian juga Roket Pertahanan R-Han122B, R-Han45 dan roket portabel antitank dan antihelikopter.

Kepala Biro Informasi Pertahanan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang menegaskan kembali komitmen Kemenhan dalam mengakselerasi industri pertahanan dalam rangkaian mengantisipasi situasi geopolitik global.
Brigjen Frega mengatakan salah satu industri strategis tersebut adalah industri propelan untuk roket pertahanan dan sejumlah alutsista lainnya, yang digarap oleh BUMN PT Dahana (Persero).
"Salah satunya adalah propelan, apalagi kalau kita melihat sekarang dengan kondisi yang ada saat ini, geopolitik dan rivalitas antar negara, tentunya mau tidak mau kita harus membangun postur pertahanan negara dan melakukan modernisasi," kata Brigjen Frega saat dikonfirmasi Antara di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan akselerasi terhadap industri pertahanan tersebut adalah bagian dari komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk membangun kemandirian industri pertahanan.
"Jadi memang sesuai dengan komitmen Bapak Presiden Prabowo sejak beliau menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan), sekarang juga dilanjutkan dan dikembangkan oleh Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, komitmen untuk membangun kemandirian," ujarnya.
Frega mengatakan akselerasi kemandirian industri pertahanan dalam negeri juga dilakukan berkaca dari pengalaman embargo terhadap Indonesia beberapa tahun silam.

Terkait kemandirian industri pertahanan dalam negeri, Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dahana (Persero) Yusep Nugraha Rubani mengungkapkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) produk bom militer yang diproduksi PT Dahana sudah melampaui 70 persen.
"Kalau untuk bom, itu lebih dari 70 persen TKDN-nya. Untuk bom itu, karena casing-nya sudah dibuat di dalam negeri, produksinya juga di dalam negeri," kata Yusep di Kantor Pusat PT Dahana, Subang, Jawa Barat, Selasa (23/6).
TKDN untuk produk bom militer buatan Dahana, kata Yusep, terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan bertambahnya fasilitas manufaktur, serta hasil riset dan pengembangan PT Dahana.
Produk bom militer buatan PT Dahana, antara lain, Bom NATO Tajam (BNT) 250 berbobot 250 kilogram yang didesain untuk kompatibel dengan pesawat NATO.
Kemudian bom varian P-100L berbobot 100 kilogram, P250L yang berbobot 250 kilogram, dan P-500L berbobot 500 kilogram yang diproduksi khusus untuk pesawat tempur Suhkoi, kemudian juga Roket Pertahanan R-Han122B, R-Han45 dan roket portabel antitank dan antihelikopter.
💥 antara
Demikianlah Artikel Kemenhan Akselerasi Industri Propelan Antisipasi Situasi Geopolitik
Sekianlah artikel Kemenhan Akselerasi Industri Propelan Antisipasi Situasi Geopolitik kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Kemenhan Akselerasi Industri Propelan Antisipasi Situasi Geopolitik dengan alamat link https://beritawawancara.blogspot.com/2025/06/kemenhan-akselerasi-industri-propelan.html
0 Response to "Kemenhan Akselerasi Industri Propelan Antisipasi Situasi Geopolitik"
Posting Komentar