Kok Bisa Warga Tolak Pembangunan Apartemen Buruh yang Diresmikan Jokowi?

Kok Bisa Warga Tolak Pembangunan Apartemen Buruh yang Diresmikan Jokowi? - Hallo sahabat Berita Wawancara, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kok Bisa Warga Tolak Pembangunan Apartemen Buruh yang Diresmikan Jokowi?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Berita Wawan cara, Artikel Fenomena, Artikel Indonesia, Artikel Islam, Artikel Islami, Artikel Kabar, Artikel Muslim, Artikel Politik, Artikel Ragam, Artikel Unik, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kok Bisa Warga Tolak Pembangunan Apartemen Buruh yang Diresmikan Jokowi?
link : Kok Bisa Warga Tolak Pembangunan Apartemen Buruh yang Diresmikan Jokowi?

Baca juga


Kok Bisa Warga Tolak Pembangunan Apartemen Buruh yang Diresmikan Jokowi?

Kok Bisa Warga Tolak Pembangunan Apartemen Buruh yang Diresmikan Jokowi?

Beritaislamterbaru.org - Pembangunan apartemen atau hunian vertikal murah bagi buruh pabrik, di Kelurahan Serua, Ciputat, Kota Tangerang Selatan mendapat protes dari warga setempat.

Padahal, peletakan batu pertama dari pembangunan apartemen Loftvilles City untuk buruh di Tangerang Raya ini, diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Kamis 27 April 2017 lalu.

Juru bicara warga Bukit Indah RW 05, Ali Jusmono menjelaskan penolakan ini sudah dilakukan sejak lama.

Bahkan saat diresmikan oleh Jokowi, warga juga tetap melakukan protes ke pengembang.

Protes warga itu disampaikan langsung ke PT Bukit Sarua Developmen, sejak Desember lalu.

Dalam protesnya, warga mengkritisi kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) apartement.

Meski mendapat protes warga, nyatanya proses pembangunan apartemen itu tetap dilanjutkan.

Bahkan, peletakan batu pertama pembangunannya dilakukan oleh Presiden Jokowi, dihadiri para menteri.

"Padahal pembangunan apartemen ini telah menyalahi aturan yang ditetapkan, khususnya terkait amdal lingkungan," ujar Ali di Tangerang Selatan pada Kamis (6/7/2017).

Warga yang terkena dampak langsung dari pembangunan itu terdiri dari tiga RT, yakni RT 1, RT 4, dan RT 5 di lingkungan RW 5.

Sejak rencana pembangunan itu dilakukan, para warga juga tidak pernah dilibatkan.

"Mereka memang melakukan sosialisasi, tetapi bukan kepada warga yang terkena dampak pembangunan. Kami sebagai warga belum pernah menandatangani surat persetujuan," ucapnya.

Sebaliknya, pihak apartement malah minta persetujuan pembangunan dari warga yang rumahnya tidak terkena dampak lingkungan.

Kenyataan ini membuat warga merasa ditipu oleh pihak pengembang.

Dalam peta pembangunan apartemen juga disebutkan, bahwa pembangunan di sebelah barat, tidak ada pemukiman.

Nyatanya, kawasan itu merupakan wilayah padat penduduk, sejak tahun 1983 lalu.

"Heran kan? Padahal di sebelah barat itu ada rumah saya dan warga lainnya. Ini sangat ganjil. Tanah yang akan dibangun dikelilingi oleh pemukiman, kok bisa dianggap tanah kosong," kata Ali.

Ali menambahkan pembangunan apartemen itu membutuhkan waktu enam tahun. Jarak lahan yang dibangun dengan rumah warga cuma 12 meter.

Bahkan di RT lain ada yang batasnya hanya tembok saja.

"Kita bayangkan saja selama enam tahun akan menerima dampak pembangunan dari gedung ini. Rumah warga yang berdekatan dengan proyek pembangunan langsung mengalami retak - retak," ungkapnya.

Ia beserta warga lainnya berharap Presiden Jokowi yang melakukan peletakan batu pertama pembangunan apartemen itu dapat meninjau ulang. Seperti yang pernah diucapkan tahun 2002 lalu, di gedung KPK.

Saat itu, Jokowi mengatakan, setiap pembangunan apartemen harus memiliki Amdal lingkungan dari warga sekitar. Tanpa Amdal lingkungan, pembangunan apartemem harus segera dihentikan.

Sementara itu, Direktur PT Bukit Sarua Developmen Eka Novan mengaku, proses pembangunan apartemen Loftvilles City telah sesuai aturan yang berlaku, dan telah mendapat dukungan 90% warga.

"Perlu diketahui, bahwa 90% warga mendukung pembangunan apartemen ini. Karena itu, pembangunan akan tetap berjalan. Apalagi penjualannya sudah mencapai angka 60%," imbuh Eka.

Menurut Eka, warga yang menolak adanya pembangunan itu hanya sebagian kecil saja. Hal ini dirasa sangat wajar, sebagai dampak dari suatu pembangunan.

“Kami sudah sering sosialisasikan kepada warga. Jadi kok kayaknya ini mengada - ada ya. Lagi pula, di spanduk penolakan itu tidak ada nama apartemen, dan dari RW mana yang menolaknya," jelasnya.

Pihaknya mengakui, sangat mematuhi aturan yang ada, terutama terkait dengan Amdal lingkungan. Tanpa adanya amdal tersebut, pihaknya tidak akan memulai proses pembangunan apartement.

"Agustus ini pembangunan akan dilakukan ketika izin sudah keluar. Yang dibangun dua tower awal untuk middle class, yang diresmikan Jokowi masih dalam tahap pembuatan design," paparnya. (*)

[tribun/http://ift.tt/2mXzrhY]


Demikianlah Artikel Kok Bisa Warga Tolak Pembangunan Apartemen Buruh yang Diresmikan Jokowi?

Sekianlah artikel Kok Bisa Warga Tolak Pembangunan Apartemen Buruh yang Diresmikan Jokowi? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kok Bisa Warga Tolak Pembangunan Apartemen Buruh yang Diresmikan Jokowi? dengan alamat link https://beritawawancara.blogspot.com/2017/07/kok-bisa-warga-tolak-pembangunan.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Kok Bisa Warga Tolak Pembangunan Apartemen Buruh yang Diresmikan Jokowi?"

Posting Komentar