Myanmar Tolak Penyelidikan Kekerasan terhadap Minoritas Muslim Rohingya

Myanmar Tolak Penyelidikan Kekerasan terhadap Minoritas Muslim Rohingya - Hallo sahabat Berita Wawancara, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Myanmar Tolak Penyelidikan Kekerasan terhadap Minoritas Muslim Rohingya, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Berita Wawan cara, Artikel Fenomena, Artikel Indonesia, Artikel Islam, Artikel Islami, Artikel Kabar, Artikel Muslim, Artikel Politik, Artikel Ragam, Artikel Unik, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Myanmar Tolak Penyelidikan Kekerasan terhadap Minoritas Muslim Rohingya
link : Myanmar Tolak Penyelidikan Kekerasan terhadap Minoritas Muslim Rohingya

Baca juga


Myanmar Tolak Penyelidikan Kekerasan terhadap Minoritas Muslim Rohingya


Myanmar Tolak Penyelidikan Kekerasan terhadap Minoritas Muslim Rohingya

Opini Bangsa - Myanmar mengatakan akan menolak tim penyelidikan PBB yang menginvestigasi dugaan pembunuhan, pemerkosaan, dan penyiksaan oleh pasukan keamanan terhadap komunitas Muslim Rohingya yang terkepung.

Pemerintah yang dipimpin oleh peraih Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi itu pada bulan Maret menyatakan bahwa mereka tidak akan bekerja sama dengan sebuah misi yang dibentuk setelah sebuah resolusi Dewan Hak Asasi Manusia diadopsi.

“Jika mereka akan mengirim seseorang sehubungan dengan misi pencarian fakta, maka tidak ada alasan bagi kami untuk membiarkan mereka datang,” kata Kyaw Zeya, sekretaris tetap di Kementerian Luar Negeri, sembari menambahkan bahwa Myanmar tidak akan mengeluarkan visa untuk menunjuk atau ditunjuk oleh anggota misi PBB.

Suu Kyi mulai berkuasa tahun lalu di tengah transisi dari kekuasaan militer dengan banyaknya kritikan karena tidak mengakui penganiayaan massal terhadap lebih dari satu juta Muslim Rohingya tanpa kewarganegaraan di negara bagian Rakhine.

Rohingya, yang dipandang sebagai imigran ilegal di negara mayoritas Buddha pertama kali mendapat perhatian global pada tahun 2012 setelah pejabat pemerintah, tokoh masyarakat, dan biksu Buddha secara terkoordinasi melakukan serangan.

Lebih dari 125.000 warga Rohingya dipindahkan secara paksa dalam kekerasan tersebut. Tahun lalu, sekitar 75.000 warga Rohingya melarikan diri dari negara bagian Rakhine ke barat laut ke Bangladesh setelah tentara Myanmar melakukan operasi keamanan di negara bagian tersebut.

Sebuah laporan PBB pada bulan Februari mengatakan bahwa tindakan tentara tersebut melibatkan pembunuhan massal dan pemerkosaan, yang merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan pembersihan etnis.

Myanmar bersikeras bahwa penyelidikan domestik yang dipimpin oleh mantan letnan jenderal dan wakil Presiden Myint Swe sudah cukup untuk menyelidiki tuduhan di Rakhine.

“Mengapa mereka mencoba menggunakan tekanan yang tidak beralasan ketika mekanisme domestik belum habis?” kata Kyaw Zeya mencoba berkilah.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menggambarkan Muslim Rohingya di Myanmar sebagai salah satu orang paling teraniaya di dunia. [opinibangsa.id / kn]


[beritaislamterbaru.org]

“Jika engkau punya teman – yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah- maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskannya. Karena mencari teman -‘baik’ itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali” [Imam Syafi'i]


Demikianlah Artikel Myanmar Tolak Penyelidikan Kekerasan terhadap Minoritas Muslim Rohingya

Sekianlah artikel Myanmar Tolak Penyelidikan Kekerasan terhadap Minoritas Muslim Rohingya kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Myanmar Tolak Penyelidikan Kekerasan terhadap Minoritas Muslim Rohingya dengan alamat link https://beritawawancara.blogspot.com/2017/07/myanmar-tolak-penyelidikan-kekerasan.html

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Myanmar Tolak Penyelidikan Kekerasan terhadap Minoritas Muslim Rohingya"

Posting Komentar