Judul : PT Dirgantara Indonesia Topang Kebutuhan Konektivitas Antarpulau
link : PT Dirgantara Indonesia Topang Kebutuhan Konektivitas Antarpulau
PT Dirgantara Indonesia Topang Kebutuhan Konektivitas Antarpulau
✈ Unggulkan N219 Amphibi ✈ Pesawat N219 Amphibi buatan PT Dirgantara Indonesia itu bisa menunjang konektivitas antarpulau Indonesia yang notabene 60% wilayahnya merupakan perairan. Kondisi itu pun memiliki potensi besar untuk mengembangkan konsep wisata perairan menggunakan pesawat amfibi yang mampu mampu mengakomodir kebutuhan konektivitas di lokasi destinasi wisata. (PTDI)
PT Dirgantara Indonesia menilai Indonesia sebagai negara kepulauan tentunya membutuhkan moda transportasi antarpulau yang mampu menjangkau daerah terpencil. Untuk itu, N219 Amphibi diciptakan untuk menjawab kebutuhan tersebut.
Manager Komunikasi Perusahaan & Promosi PT Dirgantara Indonesia Adi Prastowo mengatakan, inovasi pengembangan pesawat N219 menjadi N219 Amphibi merupakan salah satu upaya mewujudkan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia.
Menurutnya, N219 Amphibi buatan PT Dirgantara Indonesia itu bisa menunjang konektivitas antarpulau Indonesia yang notabene 60% wilayahnya merupakan perairan. Kondisi itu pun memiliki potensi besar untuk mengembangkan konsep wisata perairan menggunakan pesawat amfibi yang mampu mampu mengakomodir kebutuhan konektivitas di lokasi destinasi wisata.
"PT Dirgantara Indonesia saat ini sedang menapaki babak baru untuk menjawab kebutuhan pesawat amfibi di Indonesia. Pesawat N219 Amphibi yang dikembangkan itu akan dilengkapi dengan komponen float atau pengapung dari bahan komposit sebagai pengganti roda untuk pendaratan di perairan terbuka," kata Adi, Jumat 28 Juni 2024.
Dia menuturkan, pengembangan pesawat N219 Amphibi juga merupakan salah satu upaya PT Dirgantara Indonesia dalam menciptakan dampak pertumbuhan/spin over terhadap ekosistem industri dalam negeri. Termasuk, industri di daerah salah satunya dalam hal pengembangan produksi floater di dalam negeri berikut pengoperasiannya, serta kegiatan pemeliharaan pesawat/maintenance.
Program pengembangan pesawat N219 Amphibi itu merupakan bagian dari inisiatif utama Kementerian PPN/Bappenas dan menjadi salah satu flagship transformasi ekonomi Indonesia melalui strategi pembangunan industri dalam negeri. Program itu pun didorong untuk menjadi simbol pembangunan kemandirian industri pertahanan yang sejalan dengan prioritas nasional bidang pertahanan dalam RPJMN 2020-2024.
Dalam pengembangannya, pesawat N219 versi basic akan ditingkatkan performanya untuk maximum take off weight (MTOW) dari yang sebelumnya 6.700 kg akan ditingkatkan menjadi 7.030 kg dan untuk payload dari yang sebelumnya 1.550 kg menjadi 1.900 kg, dimana penambahan floater dengan berat sekitar 600 kg kemudian akan menyisakan kekuatan pesawat untuk mengangkut beban hingga 1.300 kg atau setara dengan beban 17 penumpang.
Pesawat N219 Amphibi dirancang untuk mencapai kemampuan kecepatan hingga 296 km/jam pada ketinggian operasional 10.000 kaki dan kemampuan jarak tempuh hingga 231 km, serta perhitungan take off pada jarak 1.400 m di perairan dan landing pada jarak 760 m.
Berdasarkan spesifikasi kemampuan tersebut, pesawat N219 Amphibi sangat cocok melayani kebutuhan wilayah kepulauan yang hanya sekedar membutuhkan water-based port, terutama untuk mendukung operasi militer di wilayah terpencil dan perbatasan yang merupakan wilayah strategis untuk menjaga kedaulatan negara.***
PT Dirgantara Indonesia menilai Indonesia sebagai negara kepulauan tentunya membutuhkan moda transportasi antarpulau yang mampu menjangkau daerah terpencil. Untuk itu, N219 Amphibi diciptakan untuk menjawab kebutuhan tersebut.
Manager Komunikasi Perusahaan & Promosi PT Dirgantara Indonesia Adi Prastowo mengatakan, inovasi pengembangan pesawat N219 menjadi N219 Amphibi merupakan salah satu upaya mewujudkan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia.
Menurutnya, N219 Amphibi buatan PT Dirgantara Indonesia itu bisa menunjang konektivitas antarpulau Indonesia yang notabene 60% wilayahnya merupakan perairan. Kondisi itu pun memiliki potensi besar untuk mengembangkan konsep wisata perairan menggunakan pesawat amfibi yang mampu mampu mengakomodir kebutuhan konektivitas di lokasi destinasi wisata.
"PT Dirgantara Indonesia saat ini sedang menapaki babak baru untuk menjawab kebutuhan pesawat amfibi di Indonesia. Pesawat N219 Amphibi yang dikembangkan itu akan dilengkapi dengan komponen float atau pengapung dari bahan komposit sebagai pengganti roda untuk pendaratan di perairan terbuka," kata Adi, Jumat 28 Juni 2024.
Dia menuturkan, pengembangan pesawat N219 Amphibi juga merupakan salah satu upaya PT Dirgantara Indonesia dalam menciptakan dampak pertumbuhan/spin over terhadap ekosistem industri dalam negeri. Termasuk, industri di daerah salah satunya dalam hal pengembangan produksi floater di dalam negeri berikut pengoperasiannya, serta kegiatan pemeliharaan pesawat/maintenance.
Program pengembangan pesawat N219 Amphibi itu merupakan bagian dari inisiatif utama Kementerian PPN/Bappenas dan menjadi salah satu flagship transformasi ekonomi Indonesia melalui strategi pembangunan industri dalam negeri. Program itu pun didorong untuk menjadi simbol pembangunan kemandirian industri pertahanan yang sejalan dengan prioritas nasional bidang pertahanan dalam RPJMN 2020-2024.
Dalam pengembangannya, pesawat N219 versi basic akan ditingkatkan performanya untuk maximum take off weight (MTOW) dari yang sebelumnya 6.700 kg akan ditingkatkan menjadi 7.030 kg dan untuk payload dari yang sebelumnya 1.550 kg menjadi 1.900 kg, dimana penambahan floater dengan berat sekitar 600 kg kemudian akan menyisakan kekuatan pesawat untuk mengangkut beban hingga 1.300 kg atau setara dengan beban 17 penumpang.
Pesawat N219 Amphibi dirancang untuk mencapai kemampuan kecepatan hingga 296 km/jam pada ketinggian operasional 10.000 kaki dan kemampuan jarak tempuh hingga 231 km, serta perhitungan take off pada jarak 1.400 m di perairan dan landing pada jarak 760 m.
Berdasarkan spesifikasi kemampuan tersebut, pesawat N219 Amphibi sangat cocok melayani kebutuhan wilayah kepulauan yang hanya sekedar membutuhkan water-based port, terutama untuk mendukung operasi militer di wilayah terpencil dan perbatasan yang merupakan wilayah strategis untuk menjaga kedaulatan negara.***
Demikianlah Artikel PT Dirgantara Indonesia Topang Kebutuhan Konektivitas Antarpulau
Sekianlah artikel PT Dirgantara Indonesia Topang Kebutuhan Konektivitas Antarpulau kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel PT Dirgantara Indonesia Topang Kebutuhan Konektivitas Antarpulau dengan alamat link https://beritawawancara.blogspot.com/2024/06/pt-dirgantara-indonesia-topang.html
0 Response to "PT Dirgantara Indonesia Topang Kebutuhan Konektivitas Antarpulau"
Posting Komentar