Bersemangat Mensyiarkan Islam

Bersemangat Mensyiarkan Islam - Hallo sahabat Berita Wawancara, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Bersemangat Mensyiarkan Islam, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Artikel Kabar, Artikel Berita, Artikel Berita Wawan cara, Artikel Fenomena, Artikel Indonesia, Artikel Islam, Artikel Islami, Artikel Muslim, Artikel Politik, Artikel Ragam, Artikel Unik, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Bersemangat Mensyiarkan Islam
link : Bersemangat Mensyiarkan Islam

Baca juga


Bersemangat Mensyiarkan Islam

Sabtu 03 Juni 2017



Kajian Online Ramadhan, Ahad, 22 September 2013, semua supporter sepak bola Indonesia gegap gempita melihat kemenangan Timnas U-19 meraih juara di Puncak Piala AFF 2013. Pertandingan yang digelar di Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur, ini membuat rakyat Indonesia menangis bahagia setelah sekian lama prestasi sepak bola Indonesia sunyi sepi. Indonesia berhasil mengalahkan Vietnam! 

Namun, selain raihan prestasi itu ada sesuatu yang nampak berbeda. Ya, sesuatu yang jarang bahkan tidak pernah para supporter sepak bola tanah air lihat sebelumnya. Apakah itu? Ketika Indonesia mencetak gol, maka seluruh pemain yang beragama Islam akan melakukan sujud syukur. Ya. Selama ini kita hanya kerap melihat banyak akrobatik yang ditampilkan seusai mencetak gol. Entah itu berjoget, melakukan atraksi dan selebrasi uniknya lainnya. Namun berbeda dengan Timnas U-19 pada saat itu, mereka hanya melakukan sujud syukur.

Ialah Indra Sjafri yang mewajibkan pemainnya untuk melakukan sujud syukur. Selebrasi sederhana namun mengandung makna yang begitu sangat. Bersyukur atas jeblosnya bola ke gawang lawan demi mengejar kemenangan. Membahagiakan seluruh rakyat Indonesia bersama raihan prestasi. Inilah yang dinamakan syiar Islam dalam wujud perilaku. Indra Sjafri tak perlu menjadi Ustadz dan tampil di tengah jamaah untuk mensyiarkan Islam. Ia cukup mengajarkan kepada anak didiknya untuk mensyiarkan Islam dengan cara sujud syukur seusai gol tercipta. 

Qalbun Taqiy. Hati yang selalu mengagungkan syiar-syiar Allah. Hati yang dimana pun berada, kapan pun waktunya, apa pun profesinya, selalu ingin memberikan yang terbaik untuk agama Allah. Ia tidak perlu menjadi ustadz, tak perlu menjadi kyai, cukup menjadi diri sendiri dan berusaha untuk berikhtiar semaksimal mungkin mensyiarkan agama-Nya. ( BACAMencari Ridha di Bulan Ramadhan )

Mensyiarkan Islam berarti mengajak kepada kebaikan. Amar ma'ruf. Selama ini meski kita beragama Islam namun nampak canggung untuk mensyiarkan agama kita sendiri. Dengan dalih bahwa negara kita bukan negara Islam. Padahal tidak perlu kita berpikir demikian. Cukuplah yakin bahwa kita hidup di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Allah, dan mensyiarkan Islam termasuk beramar ma'ruf. Dalam surah Ali Imran, ayat 104, Allah berfirman, yang artinya : "Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) ma'ruf dan mencegah dari kemunkaran. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Selama ini kita mengira bahwa kesuksesan seseorang itu adalah keberuntungan. Dan anehnya lagi, keberuntungan itu kita anggap hanya "ketepakan" alias kebetulan belaka. Padahal ayat diatas jelas menunjukkan kepada kita bahwa keberuntungan dalam hidup ini bisa di dapat dengan beramar ma'ruf nahi munkar. Mengajak kebaikan dan mencegah kemunkaran. 

Ya. Sebab kita hanya melihat hasilnya tanpa tahu prosesnya. Jangan-jangan teman yang masuk kampus ternama itu ternyata suka sedekah. Jangan-jangan sahabat kita yang baru lulus udah dipercayai jadi direktur itu suka dhuha. Kita tidak pernah berpikir ke arah sana, dan hanya melihat hasilnya doang. Sehingga timbullah benak dalam hati : "Dia bener-bener beruntung." - dan cukup hanya sampai disitu saja. 

Mengenai Qalbun Taqiy, Allah berfirman yang termaktub di surah Al-Hajj ayat 32, yang artinya : "Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati."

Karena dengan mensyiarkan Islam, agama Allah, maka kita telah memiliki Qalbun Taqiy. Hati yang selalu mengagungkan syiar-syiar Allah. Hati yang bertaqwa. Tak lagi canggung, tak pula resah. Sebab iman dalam hati telah menancap kuat. Kayakinan sepenuhnya pun menyelimuti segenap jiwa dan raga. Bahkan dipandang sinis sekali pun tak akan pernah luntur, lemah, apalagi lunglai.

Buat kamu yang saat ini masih duduk di bangku sekolah. Saat istirahat, ketika kamu berani untuk mengajak temannya untuk dhuha, itulah yang dinamakan syiar. Bilamana ada teman-teman cewek yang sibuk ngegosip lalu kita ajak untuk membaca buku motivasi Islami, itulah yang dimaksud syiar. Tidak perlu peduli bagaimana nanti responnya, karena kamu sudah berusaha untuk berikhtiar dalam syiar. 

Kajian Online Ramadhan
Oleh : Ustadz Luqman Abdurrahman S., M.Pd.I


Demikianlah Artikel Bersemangat Mensyiarkan Islam

Sekianlah artikel Bersemangat Mensyiarkan Islam kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Bersemangat Mensyiarkan Islam dengan alamat link https://beritawawancara.blogspot.com/2017/06/bersemangat-mensyiarkan-islam.html

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bersemangat Mensyiarkan Islam"

Posting Komentar