Judul : Pembebasan Sandera di Papua Senyap dan Teliti
link : Pembebasan Sandera di Papua Senyap dan Teliti
Pembebasan Sandera di Papua Senyap dan Teliti
Panglima TNI menganugerahkan KPLB (Kenaikan Pangat Luar Biasa) kepada Prajurit yg telah berhasil menjalankan misi pembebasan sandera di Papua.(puspen TNI) ☆
Hasil kerja sama yang baik antara Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing telah berhasil menyelamatkan ratusan orang yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
“Keberhasilan itu merupakan hasil dari operasi yang dilaksanakan secara senyap dan teliti. Kepolisian menyiagakan dan mengamankan warga sekitar, TNI bergerak dengan senyap,” kata Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dihadapan awak media usai memberikan Orasi Ilmiah kepada 3.000 Civitas Akademika dan mahasiswa Unisba serta masyarakat umum, pada Sidang Terbuka Senat Universitas Islam Bandung dalam rangka memperingati Milad ke-59 Universitas Islam Bandung (Unisba) tahun 2017, di Aula Utama Unisba, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/11/2017).
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjelaskan bahwa dalam operasi senyap dan teliti tersebut, pasukan gabungan dari Kopassus, Batalion 751 Raider dan Taipur Kostrad melakukan pergerakan sejauh empat setengah kilometer selama tiga sampai empat hari, kemudian melakukan serangan di dua tempat markas KKB.
“Setelah pasukan gabungan TNI dan Polri berhasil menguasai lokasi yang dikuasai KKB, saya perintahkan agar mengutamakan keselamatan sandera. Sebelum evakuasi, saya perintahkan agar kiri-kanan jalan harus aman,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Lebih lanjut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa sandera yang merupakan warga asli tetap bertahan di kampungnya dengan penjagaan dari TNI dan Polri, sedangkan yang bukan berasal dari kampung tersebut telah diungsikan. “Soal KKB yang melarikan diri sedang dalam pengejaran, tapi fokus saya yang penting adalah sandera harus selamat,” ujarnya.
Dihadapan awak media, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa Negara Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke merupakan Negara Kesatuan dan Negara yang berdaulat. “Segenap rakyat dan seluruh tumpah darah harus dijamin keselamatannya. Untuk itu, tidak boleh ada sejengkal tanah NKRI yang tidak aman bagi warganya,” tegasnya.
Lima Perwira Tolak Naik Pangkat
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengapresiasi lima perwira TNI yang memimpin operasi gabungan pembebasan sandera di Tembagapura, Timika, Papua, menolak kenaikan pangkat. Alasan penolakan itu karena perwira itu merasa keberhasilan itu milik anak buah.
“Lima perwira diwakili komandan upacara menyampaikan keberhasilan adalah milik anak buah, kegagalan adalah tanggung jawab para perwira sehingga secara halus mereka menolak kenaikan pangkat,” kata Jenderal Gatot dalam rekaman video yang diunggah secara luas (viral), Minggu (19/11/2017).
Dalam pidatonya, Jenderal Gatot mengemukakan kenaikan pangkat itu diberikan kepada 62 prajurit dari satuan gabungan yang membebaskan sandera. Namun dari jumlah itu, lima perwira menolak kenaikan pangkat luar biasa. Akan tetapi, kata Gatot, kelima perwira itu kemudian diberi latihan khusus mendahului rekan setingkatnya.
“Saya ulangi para perwira meminta menjelaskan keberhasilan adalah milik anak buahnya. Apabila kegagalan adalah tanggung jawab para perwira, maka sepantasnya yang mendapatkan kenaikan pangkat hanya anak buahnya maka 5 perwira tidak menerima kenaikan pangkat tapi diberikan latihan khusus mendahului rekan-rekannya,” ujar Gatot.
Gatot menyatakan kebanggaannya dengan sikap kelima perwira tersebut. Dia mengapresiasi sikap para prajurit yang dengan sigap menyelamatkan para sandera.
“Ini adalah contoh dan teladan prajurit yang tidak mengutamakan kepetingan pribadi tapi hanya untuk kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 1300 lebih tersandera tapi dengan senyap, cepat bisa memisahkan dan mengisolasi sehingga 347 sandera bisa selamat semuanya tanpa luka sedikit pun.” (sir)
Hasil kerja sama yang baik antara Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing telah berhasil menyelamatkan ratusan orang yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
“Keberhasilan itu merupakan hasil dari operasi yang dilaksanakan secara senyap dan teliti. Kepolisian menyiagakan dan mengamankan warga sekitar, TNI bergerak dengan senyap,” kata Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dihadapan awak media usai memberikan Orasi Ilmiah kepada 3.000 Civitas Akademika dan mahasiswa Unisba serta masyarakat umum, pada Sidang Terbuka Senat Universitas Islam Bandung dalam rangka memperingati Milad ke-59 Universitas Islam Bandung (Unisba) tahun 2017, di Aula Utama Unisba, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/11/2017).
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjelaskan bahwa dalam operasi senyap dan teliti tersebut, pasukan gabungan dari Kopassus, Batalion 751 Raider dan Taipur Kostrad melakukan pergerakan sejauh empat setengah kilometer selama tiga sampai empat hari, kemudian melakukan serangan di dua tempat markas KKB.
“Setelah pasukan gabungan TNI dan Polri berhasil menguasai lokasi yang dikuasai KKB, saya perintahkan agar mengutamakan keselamatan sandera. Sebelum evakuasi, saya perintahkan agar kiri-kanan jalan harus aman,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Lebih lanjut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa sandera yang merupakan warga asli tetap bertahan di kampungnya dengan penjagaan dari TNI dan Polri, sedangkan yang bukan berasal dari kampung tersebut telah diungsikan. “Soal KKB yang melarikan diri sedang dalam pengejaran, tapi fokus saya yang penting adalah sandera harus selamat,” ujarnya.
Dihadapan awak media, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa Negara Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke merupakan Negara Kesatuan dan Negara yang berdaulat. “Segenap rakyat dan seluruh tumpah darah harus dijamin keselamatannya. Untuk itu, tidak boleh ada sejengkal tanah NKRI yang tidak aman bagi warganya,” tegasnya.
Lima Perwira Tolak Naik Pangkat
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengapresiasi lima perwira TNI yang memimpin operasi gabungan pembebasan sandera di Tembagapura, Timika, Papua, menolak kenaikan pangkat. Alasan penolakan itu karena perwira itu merasa keberhasilan itu milik anak buah.
“Lima perwira diwakili komandan upacara menyampaikan keberhasilan adalah milik anak buah, kegagalan adalah tanggung jawab para perwira sehingga secara halus mereka menolak kenaikan pangkat,” kata Jenderal Gatot dalam rekaman video yang diunggah secara luas (viral), Minggu (19/11/2017).
Dalam pidatonya, Jenderal Gatot mengemukakan kenaikan pangkat itu diberikan kepada 62 prajurit dari satuan gabungan yang membebaskan sandera. Namun dari jumlah itu, lima perwira menolak kenaikan pangkat luar biasa. Akan tetapi, kata Gatot, kelima perwira itu kemudian diberi latihan khusus mendahului rekan setingkatnya.
“Saya ulangi para perwira meminta menjelaskan keberhasilan adalah milik anak buahnya. Apabila kegagalan adalah tanggung jawab para perwira, maka sepantasnya yang mendapatkan kenaikan pangkat hanya anak buahnya maka 5 perwira tidak menerima kenaikan pangkat tapi diberikan latihan khusus mendahului rekan-rekannya,” ujar Gatot.
Gatot menyatakan kebanggaannya dengan sikap kelima perwira tersebut. Dia mengapresiasi sikap para prajurit yang dengan sigap menyelamatkan para sandera.
“Ini adalah contoh dan teladan prajurit yang tidak mengutamakan kepetingan pribadi tapi hanya untuk kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 1300 lebih tersandera tapi dengan senyap, cepat bisa memisahkan dan mengisolasi sehingga 347 sandera bisa selamat semuanya tanpa luka sedikit pun.” (sir)
☆ Poskota
Demikianlah Artikel Pembebasan Sandera di Papua Senyap dan Teliti
Sekianlah artikel Pembebasan Sandera di Papua Senyap dan Teliti kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Pembebasan Sandera di Papua Senyap dan Teliti dengan alamat link https://beritawawancara.blogspot.com/2017/11/pembebasan-sandera-di-papua-senyap-dan.html
0 Response to "Pembebasan Sandera di Papua Senyap dan Teliti"
Posting Komentar