Judul : DPR Minta Prabowo Lunasi KFX Korsel Ketimbang Typhoon Austria
link : DPR Minta Prabowo Lunasi KFX Korsel Ketimbang Typhoon Austria
DPR Minta Prabowo Lunasi KFX Korsel Ketimbang Typhoon Austria
Ilustrasi rupa KFX/IFX [istimewa] ★
Anggota Komisi I DPR RI Muhammad Farhan menyarankan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melunasi proyek kerja sama pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan ketimbang membeli 15 pesawat tempur Eurofighter Typhoon bekas dari Austria.
Farhan mengatakan proyek kerja sama dengan Korea Selatan itu memang mahal. Namun akan berdampak positif bagi pengembangan industri pertahanan Indonesia dalam jangka panjang.
"Walaupun pahit bahwa kita mesti bayar hampir US$ 2 miliar, tapi kita dapat teknologinya, kesempatan mengembangkan orang-orangnya," kata Farhan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (23/7).
Dikutip dari Antara, sejak 2009 Indonesia dan Korea Selatan menjajaki pengembangan KFX/IFX. Total nilai investasi yang disepakati kedua negara mencapai US$ 8 miliar atau Rp 121,35 triliun.
Skema pembiayaannya adalah 60 persen ditanggung APBN Korea Selatan, 20 persen oleh perusahaan KAI asal Korea Selatan, dan 20 persen sisanya dari APBN Indonesia.
Anggota DPR Fraksi Partai NasDem Muhammad Farhan mengikuti pelantikan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2019-2024 di Ruang Rapat Paripurna, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2019.
Pengembangan KFX/IFX akan dibagi tiga tahap, yaitu pengembangan teknologi atau konsep, pengembangan rekayasa manufaktur atau purwarupa, kemudian proses produksi massal. Targetnya, purwarupa pertama bisa rampung 2021.
Indonesia dan Korsel menargetkan produksi 168 unit pesawat KFX/IFX. Nantinya 120 unit akan dimiliki Korsel, sedangkan 48 unit lainnya menjadi milik Indonesia.
Farhan menyebut Indonesia telah membayar US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,79 triliun untuk memulai proyek tersebut. Dia menyarankan Prabowo untuk memfokuskan anggaran ke proyek itu dibanding membeli pesawat bekas Austria.
"Jangan sampai putus (kontrak). Ini sebuah keputusan sulit yang benefitnya kita bisa rasakan 5-10 tahun ke depan dan bisa menjadi dasar bagi kita memetakan road map menuju minimum essential force (kekuatan pokok minimum alutsista)," ucapnya.
Sebelumnya, Menhan Prabowo Subianto dikabarkan akan memborong 15 unit pesawat tempur Eurofighter Typhoon bekas dari Australia. Hal itu diketahui dari surat bernomor 60/M/VII/2020 dan tertanggal 10 Juli 2020 tersebut diberi subjek 'Proposal About Eurofughter Typhoon Aircraft' itu.
"Dalam rangka memodernisasi Angkatan Udara Indonesia (TNI AU), saya ingin mengadakan perundingan resmi dengan Anda untuk membeli 15 Eurofighter untuk Republik Indonesia," kata Prabowo seperti yang tercantum dalam surat berbahasa Inggris itu dikutip Rabu (22/7). (dhf/gil)
Anggota Komisi I DPR RI Muhammad Farhan menyarankan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melunasi proyek kerja sama pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan ketimbang membeli 15 pesawat tempur Eurofighter Typhoon bekas dari Austria.
Farhan mengatakan proyek kerja sama dengan Korea Selatan itu memang mahal. Namun akan berdampak positif bagi pengembangan industri pertahanan Indonesia dalam jangka panjang.
"Walaupun pahit bahwa kita mesti bayar hampir US$ 2 miliar, tapi kita dapat teknologinya, kesempatan mengembangkan orang-orangnya," kata Farhan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (23/7).
Dikutip dari Antara, sejak 2009 Indonesia dan Korea Selatan menjajaki pengembangan KFX/IFX. Total nilai investasi yang disepakati kedua negara mencapai US$ 8 miliar atau Rp 121,35 triliun.
Skema pembiayaannya adalah 60 persen ditanggung APBN Korea Selatan, 20 persen oleh perusahaan KAI asal Korea Selatan, dan 20 persen sisanya dari APBN Indonesia.
Anggota DPR Fraksi Partai NasDem Muhammad Farhan mengikuti pelantikan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2019-2024 di Ruang Rapat Paripurna, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2019.
Pengembangan KFX/IFX akan dibagi tiga tahap, yaitu pengembangan teknologi atau konsep, pengembangan rekayasa manufaktur atau purwarupa, kemudian proses produksi massal. Targetnya, purwarupa pertama bisa rampung 2021.
Indonesia dan Korsel menargetkan produksi 168 unit pesawat KFX/IFX. Nantinya 120 unit akan dimiliki Korsel, sedangkan 48 unit lainnya menjadi milik Indonesia.
Farhan menyebut Indonesia telah membayar US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,79 triliun untuk memulai proyek tersebut. Dia menyarankan Prabowo untuk memfokuskan anggaran ke proyek itu dibanding membeli pesawat bekas Austria.
"Jangan sampai putus (kontrak). Ini sebuah keputusan sulit yang benefitnya kita bisa rasakan 5-10 tahun ke depan dan bisa menjadi dasar bagi kita memetakan road map menuju minimum essential force (kekuatan pokok minimum alutsista)," ucapnya.
Sebelumnya, Menhan Prabowo Subianto dikabarkan akan memborong 15 unit pesawat tempur Eurofighter Typhoon bekas dari Australia. Hal itu diketahui dari surat bernomor 60/M/VII/2020 dan tertanggal 10 Juli 2020 tersebut diberi subjek 'Proposal About Eurofughter Typhoon Aircraft' itu.
"Dalam rangka memodernisasi Angkatan Udara Indonesia (TNI AU), saya ingin mengadakan perundingan resmi dengan Anda untuk membeli 15 Eurofighter untuk Republik Indonesia," kata Prabowo seperti yang tercantum dalam surat berbahasa Inggris itu dikutip Rabu (22/7). (dhf/gil)
♞ CNN
Demikianlah Artikel DPR Minta Prabowo Lunasi KFX Korsel Ketimbang Typhoon Austria
Sekianlah artikel DPR Minta Prabowo Lunasi KFX Korsel Ketimbang Typhoon Austria kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel DPR Minta Prabowo Lunasi KFX Korsel Ketimbang Typhoon Austria dengan alamat link https://beritawawancara.blogspot.com/2020/07/dpr-minta-prabowo-lunasi-kfx-korsel.html
0 Response to "DPR Minta Prabowo Lunasi KFX Korsel Ketimbang Typhoon Austria"
Posting Komentar