Kapolri Sebut Tradisi Warga Sumsel Bawa Senjata Api Rakitan Jadi Masalah

Kapolri Sebut Tradisi Warga Sumsel Bawa Senjata Api Rakitan Jadi Masalah - Hallo sahabat Berita Wawancara, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kapolri Sebut Tradisi Warga Sumsel Bawa Senjata Api Rakitan Jadi Masalah, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Berita Wawan cara, Artikel Fenomena, Artikel Indonesia, Artikel Islam, Artikel Islami, Artikel Kabar, Artikel Muslim, Artikel Politik, Artikel Ragam, Artikel Unik, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kapolri Sebut Tradisi Warga Sumsel Bawa Senjata Api Rakitan Jadi Masalah
link : Kapolri Sebut Tradisi Warga Sumsel Bawa Senjata Api Rakitan Jadi Masalah

Baca juga


Kapolri Sebut Tradisi Warga Sumsel Bawa Senjata Api Rakitan Jadi Masalah

Kapolri Sebut Tradisi Warga Sumsel Bawa Senpi Jadi Masalah, Hari ini Pimpin Pemusnahan Senpi Rakitan di Palembang

Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Tito Karnavian, memimpin pemusnahan 1.400 senjata api rakitan di halaman Markas Kepolisian Daerah Sumatera Selatan di Palembang pada hari ini, Senin 9 Januari 2016.

Semua senjata api rakitan itu hasil sitaan polisi dari sejumlah daerah di Sumatera Selatan. Ada yang disita dari operasi razia senjata api dan pula warga sukarela menyerahkannya kepada polisi.
Tito mengapresiasi upaya pemberantasan peredaran senjata api rakitan maupun pabrikan di Sumatera Selatan. Namun, dia mengingatkan akar masalahnya belum terselesaikan. Soalnya, ditengarai banyak lokasi pembuatan senjata api rakitan di provinsi itu, di antaranya di Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Musirawas, dan Empat Lawang.

Pria kelahiran Palembang ini berterus terang mengetahui tradisi masyarakat Sumatera Selatan, yang sering membawa senjata api rakitan, dalam bahasa setempat disebut kecepek. Tradisi itu dahulu berkembang dari kebiasaan masyarakat berburu di hutan dan sebagian yang lain untuk membela diri.
Namun, tradisi itu sudah saatnya diubah, seiring penguatan institusi negara dan masyarakat.

Masyarakat harus memercayakan kepada aparat penegak hukum, termasuk soal perlindungan.
"Peran untuk membela dan melindungi masyarakat, seharusnya diambil oleh negara, sehingga masyarakat tidak perlu membela diri sendiri; yang tadinya niat untuk membela diri, malah jadi tindak kejahatan nantinya," ujar Tito.

Upaya pemberantasan peredaran senjata api, kata Tito, sebenarnya juga memerlukan peran pemerintah daerah. Semua institusi pemerintah harus turut menyosialisasikan kepada masyarakat, agar tidak perlu membuat senjata api.

"Harusnya ada kampanye kepada masyarakat, tidak perlu membuat senjata seperti ini dengan sosialisasi, dan mengkanalisasi, yang membuat dan menjual, mereka harus disalurkan untuk bidang lain," katanya. (asp)

Viva


Demikianlah Artikel Kapolri Sebut Tradisi Warga Sumsel Bawa Senjata Api Rakitan Jadi Masalah

Sekianlah artikel Kapolri Sebut Tradisi Warga Sumsel Bawa Senjata Api Rakitan Jadi Masalah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kapolri Sebut Tradisi Warga Sumsel Bawa Senjata Api Rakitan Jadi Masalah dengan alamat link https://beritawawancara.blogspot.com/2017/01/kapolri-sebut-tradisi-warga-sumsel-bawa.html

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kapolri Sebut Tradisi Warga Sumsel Bawa Senjata Api Rakitan Jadi Masalah"

Posting Komentar