Dinkes Sosialisasikan Rumah Tunggu Kelahiran

Dinkes Sosialisasikan Rumah Tunggu Kelahiran - Hallo sahabat Berita Wawancara, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Dinkes Sosialisasikan Rumah Tunggu Kelahiran, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Artikel Kabar, Artikel Berita, Artikel Berita Wawan cara, Artikel Fenomena, Artikel Indonesia, Artikel Islam, Artikel Islami, Artikel Muslim, Artikel Politik, Artikel Ragam, Artikel Unik, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Dinkes Sosialisasikan Rumah Tunggu Kelahiran
link : Dinkes Sosialisasikan Rumah Tunggu Kelahiran

Baca juga


Dinkes Sosialisasikan Rumah Tunggu Kelahiran

Penulis : Syamsul
Kamis, 29 Maret 2017




Probolinggo,KraksaanOnline.com - Sebagai upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Probolinggo, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo memberikan sosialisasi Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) di Paseban Sena Hotel dan Restauran Probolinggo, Rabu (29/3/2017).

Kegiatan ini diikuti oleh 125 orang peserta terdiri dari perwakilan 24 kecamatan, kepala puskesmas, kasi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, perencanaan, bidan koordinator, IBI, IDI, RSUD Tongas dan RSUD Waluyo Jati Kraksaan serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB. Mereka mendapatkan materi dari Dinkes Kabupaten Probolinggo dan Dinkes Provinsi Jawa Timur.

Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Shodiq Tjahjono melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dr. Moch. Asjroel Sjakrie mengungkapkan bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri agar pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.

“Dalam pelaksanaanya, pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan azas perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian serta adil dan merata dengan mengutamakan aspek manfaat, utamanya bagi kelompok rentan seperti ibu, bayi, anak, usia lanjut dan keluarga tidak mampu,” katanya.

Menurut Asjroel, AKI tahun 2014 sebesar 130,51 per 100.000 KH (24 ibu) sedangkan tahun 2015 AKI sebesar 140,62 per 100.000 KH (26 ibu). Sementara untuk AKBjuga mengalami peningkatan yaitu tahun 2014 sebesar 12,78 per 1000 KH (235 bayi) dan tahun 2015 sebesar 13,08 per 1000 KH (242).

“Penyebab kematian ibu terbanyak adalah PEB/Eklamsia 50%. Sedangkan untuk kematian bayi penyebab terbanyak adalah BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) 82 bayi. Kasus BBLR juga sangat banyak yaitu 987 pada tahun 2015 dan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, ibu hamil anemia tahun 2015 sebanyak 1.536 (8,37%), meskipun kematian ibu mengalami penurunan di tahun 2016 sebanyak 20 orang dan bayi 223, tetapi harus tetap menjadi perhatian khusus,” jelasnya.

Asjroel menegaskan faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu secara garis besar dapat dikelompokan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre eklampsia/eklamsia, infeksi, persalinan macet dan abortus.

“Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil. Seperti  4 Terlalu dan dan yang mempersulit proses penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas. Yakni, terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan serta terlambat penanganan kegawatdaruratan. Faktor keterlambatan sangat dominan menjadi masalah, baik karena jarak maupun pembiayaan bagi masyarakat yang tidak mampu dan tidak memiliki jaminan,” tegasnya.

Sementara Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Kabupaten Probolinggo Sutilah mengatakan untuk mengatasi permasalahan tingginya AKI dan AKB dilakukan pendekatan pelayanan pada ibu hamil dan ibu melahirkan. Yakni dengan cara penyediaan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) di rumah sakit maupun puskesmas, sehingga tidak ada alasan masyarakat terlambat datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.

“Kegiatan ini bertujuan agar RTK bisa berfungsi maksimal dalam mendukung penurunan jumlah kematian ibu dan bayi di Kabupaten Probolinggo. Setidaknya masyarakat mengetahui manfaat RTK sekaligus menginformasikan kepada masyarakat. Sehingga ibu yang mau bersalin bisa memanfaatkan RTK,” katanya. 

Editor : Ary


Demikianlah Artikel Dinkes Sosialisasikan Rumah Tunggu Kelahiran

Sekianlah artikel Dinkes Sosialisasikan Rumah Tunggu Kelahiran kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Dinkes Sosialisasikan Rumah Tunggu Kelahiran dengan alamat link http://beritawawancara.blogspot.com/2017/03/dinkes-sosialisasikan-rumah-tunggu.html

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dinkes Sosialisasikan Rumah Tunggu Kelahiran"

Posting Komentar