Jaga Hati di Bulan Ramadhan

Jaga Hati di Bulan Ramadhan - Hallo sahabat Berita Wawancara, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Jaga Hati di Bulan Ramadhan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Artikel Kabar, Artikel Berita, Artikel Berita Wawan cara, Artikel Fenomena, Artikel Indonesia, Artikel Islam, Artikel Islami, Artikel Muslim, Artikel Politik, Artikel Ragam, Artikel Unik, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Jaga Hati di Bulan Ramadhan
link : Jaga Hati di Bulan Ramadhan

Baca juga


Jaga Hati di Bulan Ramadhan

Rabu 31 Mei 2017



Kajian Online Ramadhan - Sebelum membahas mengenai jenis hati selanjutnya, yuk dengan seksama merenungi lirik lagu yang diciptakan oleh Ustadz Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym :

"Jagalah hati jangan kau kotori
Jagalah hati lentera hidup ini
Jagalah hati jangan kau nodai
Jagalah hati cahaya illahi
Bila hati kian bersih, pikiran pun kian jernih
Semangat hidup kan gigih, prestasi mudah diraih
Namun bila hati busuk, pikiran jahat merasuk
Ahlak kian terpuruk, jadi mahluk terkutuk
Bila hati kian suci, tak ada yang tersakiti
Pribadi menawan hati, ciri mukmin sejati
Namun bila hati keruh, batin selalu gemuruh
Seakan dikejar musuh, dengan Allah kian jauh
Bila hati kian lapang, hidup sempit tetap senang
Walau kesulitan datang, dihadapi dengan tenang
Tapi bila hati sempit, segalanya makin rumit
Seakan hidup terhimpit, lahir batin terasa sakit"

Sahabat, ketika tak ada semangat menjalani aktivitas padahal dalam keadaan sehat wal afiat. Ketika malas mengerjakan suatu kewajiban, dan sibuk memilik aktivitas yang hanya disukai oleh kita saja. Diwaktu apa-apa terasa gak enak, apa-apa terasa tak nyaman, apa-apa dirasa membosankan. Itu pertanda bahwa dalam diri kita ada penyakit, ada virus yang menjalar dalam diri, terutama hati, qalbun. 

Penyakit ini lebih berbahaya daripada flu, lebih menular daripada batuk, lebih berasa gak enak daripada demam. Berbahaya, karena penyakit ini ada, tapi diri ini tidak terasa. Bahkan menganggapnya dalam keadaan sehat wal afiat. Ya. Kita sering ketika membuka suatu majelis, lalu berucap : "Alhamdulillah, kita disini dapat berkumpul dalam keadaan sehat wal afiat." tapi kita lupa, kesehatan apa yang sudah kita syukuri? Jasmani saja? 

Kita tentu sering mendengar atau membaca sabda Rasulullah ini, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, yang artinya : "Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati." 

Kita terlalu sibuk untuk membentuk tubuh agar tampil langsing, nampak seksi dan atletis. Kita terlalu sibuk untuk menghias wajah agar tampil menawan, cantik, dan mempesona. Kita terlalu sibuk memilah makanan yang bergizi, punya banyak vitamin, demi kesehatan tubuh kita. Tapi sudahkah kita merawat kesehatan hati? Padahal jika jasmaninya baik, belum tentu hatinya punya juga ikut baik.

Ketika membuka Beranda facebook, saya sempat melihat status Tere Liye, kira-kira begini : "Orang yang mudah sekali tersinggung dengan postingan orang lain di dunia maya ini, biasanya sih di dunia nyata sana memang nggak asyik orangnya. Dikit-dikit tersinggung, merasa tersindir, padahal kenal juga tidak, yang nyuruh baca juga gak ada. Dia yang sukarela baca, dia yang marah-marah tidak terima. Khan nggak asyik banget!"

Pada saat membaca ini, hati langsung mak jleb. Ternyata bener juga. Kita sering melihat postingan orang lain, tiba-tiba kita merasa ingin untuk membela diri. Seolah-olah postingan itu tertuju pada diri kita. Padahal tidak. Ini sama halnya kita mengiyakan bahwa apa yang dipostingan itu memang karakter diri kita sendiri. Hanya saja karena ada penyakit dalam hati, maka kita menafikkannya, membuat hati yang sebenarnya mengiyakan, lalu sebab diselimuti nafsu akhirnya menjadi ragu akan kebenaran itu.

Itu hal yang masih menyangkut dengan sesama manusia lho. Minannas. Gimana dengan Minallah? Yang berhubungan dengan Allah? Jika hati saja tak mau menerima kebenaran dari orang lain, tentu akan menjadi ragu pula membenarkan apa yang telah Allah firmankan. Hanya saja, keraguan itu tidak nampak dengan ucapan, melainkan perbuatan. Misalnya, tidak pernah mengaji, tidak pernah belajar ilmu agama, ini merupakan tanda akan keraguan terhadap Al-Qur'an.

Jika kondisi sudah demikian, maka kita memiliki yang namanya Qalbun Maridl, yaitu hati yang mengandung penyakit, seperti kemunafikan serta keraguan akan kebenaran. Hati yang di dalamnya terdapat kejahatan serta syahwat kepada yang haram. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 10, yang artinya : "Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu" 

Jangan sampek, jangan sampek, kita punya kondisi hati seperti ini. Karena jika hati keruh, batin kita pasti gemuruh. Berasa gak nyaman, gak tenang, gak khusyuk. Jika hati sempit, segalanya bakal terasa rumit. Mudah stress, gampang galau, cepet nyerah, ngeluh mulu. Nah, yang punya ciri-ciri kayak gini, berarti dihati masih ada penyakit. Yuk sering istighfar. Dan menjaga hati di bulan Ramadhan ini.

Kajian Online Ramadhan
Oleh : Ustadz Luqman Abdurrahman S., M.Pd.I



Demikianlah Artikel Jaga Hati di Bulan Ramadhan

Sekianlah artikel Jaga Hati di Bulan Ramadhan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Jaga Hati di Bulan Ramadhan dengan alamat link http://beritawawancara.blogspot.com/2017/05/jaga-hati-di-bulan-ramadhan.html

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Jaga Hati di Bulan Ramadhan"

Posting Komentar