Fenomena Unik: Katak "Salahi Kodrat" dengan Memakan Ular, Apa Penyebabnya?

Fenomena Unik: Katak "Salahi Kodrat" dengan Memakan Ular, Apa Penyebabnya? - Hallo sahabat Berita Wawancara, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Fenomena Unik: Katak "Salahi Kodrat" dengan Memakan Ular, Apa Penyebabnya?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Berita Wawan cara, Artikel Fenomena, Artikel Indonesia, Artikel Islam, Artikel Islami, Artikel Kabar, Artikel Muslim, Artikel Politik, Artikel Ragam, Artikel Unik, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Fenomena Unik: Katak "Salahi Kodrat" dengan Memakan Ular, Apa Penyebabnya?
link : Fenomena Unik: Katak "Salahi Kodrat" dengan Memakan Ular, Apa Penyebabnya?

Baca juga


Fenomena Unik: Katak "Salahi Kodrat" dengan Memakan Ular, Apa Penyebabnya?

Fenomena Unik: Katak "Salahi Kodrat" dengan Memakan Ular, Apa Penyebabnya?
Katak hijau asal Australia tertangkap memangsa ular(EstusFiend/Reddit via National Geographic)

Beritaislamterbaru.org - Belakangan, foto dan video katak hijau menelan ular menjadi perbincangan di media sosial.

Bagaimana tidak? Sejak sekolah dasar, selalu diajarkan dalam rantai makanan bahwa kataklah yang dimakan ular. Mungkinkah dunia sudah terbalik sehingga fenomena itu bisa terjadi?

Foto tersebut diunggah di Reddit pada Senin (16/10/2017) dengan judul yang tepat, "One Last Scream Into the Abyssss (Jeritan terakhir menuju neraka)."

Foto tersebut memperlihatkan dua mulut yang menganga. Mulut kedua adalah ular yang kemungkinan ada di nafas terakhirnya.

Meski baru muncul dan populer, foto ini sebenarnya sudah diambil beberapa tahun lalu. Kemungkinan, foto diambil di Australia.

Meski begitu, kesempatan untuk mengulik anthropomorphize foto ini tidak ada habisnya.

Ahli biologi konservasi dan National Geographic Explorer, Jodi Rowley, menyatakan di Twitter bahwa katak itu adalah jenis katak hijau pohon Australia, Litoria caerulea.

Hewan ini dapat ditemukan di hampir seluruh kawasan Australia dan New Guinea.

Katak betina dewasa dapat mencapai panjang sekitar 12 cm. Sementara itu, katak jantan jauh lebih kecil dengan panjang sekitar tiga 8 cm saja.

Biasanya, amfibi ini memakan serangga. Namun, mereka bisa lebih ambisius dengan mencari mangsa seperti tikus atau katak lainnya.

"(Fenomena) ini benar-benar berkaitan dengan mangsa yang lebih kecil dari ukuran mulut dan kebetulan bergerak melintas di depan pandangan," ujar Karen Lips, ahli biologi konservasi dari Universitas Maryland, Washington D.C, seperti dikutip National Geographic, Rabu (18/10/2017).

Dia menjelaskan, kebanyakan amfibi, reptil, dan ikan menelan makanan secara keseluruhan. Perut akan menggembung dan menggeliat usai melahap buruan masuk ke mulut.

Karena ular memiliki tubuh yang panjang dan ramping, mungkin akan sulit bagi katak untuk menelannya sekaligus. Lips memperkirakan, sang fotografer menangkap momen yang pas, saat ular ingin melarikan diri.

Apakah katak makan ular tersebut umum? Ini merupakan pertanyaan sulit. Sebab, belum ada yang mengetahui dari mana foto ini diambil. Di penangkaran atau di alam liar.

Namun demikian, sudah banyak spesies katak yang tertangkap sedang melahap ular dengan ukuran beragam. (kompas)

ss video  National Geographic
ss video  National Geographic
ss video  National Geographic



[http://ift.tt/2mXzrhY]


Demikianlah Artikel Fenomena Unik: Katak "Salahi Kodrat" dengan Memakan Ular, Apa Penyebabnya?

Sekianlah artikel Fenomena Unik: Katak "Salahi Kodrat" dengan Memakan Ular, Apa Penyebabnya? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Fenomena Unik: Katak "Salahi Kodrat" dengan Memakan Ular, Apa Penyebabnya? dengan alamat link http://beritawawancara.blogspot.com/2017/10/fenomena-unik-katak-salahi-kodrat.html

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Fenomena Unik: Katak "Salahi Kodrat" dengan Memakan Ular, Apa Penyebabnya?"

Posting Komentar