Sinau Bareng Cak Nun Dan Kiai Kanjeng

Sinau Bareng Cak Nun Dan Kiai Kanjeng - Hallo sahabat Berita Wawancara, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Sinau Bareng Cak Nun Dan Kiai Kanjeng, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Artikel Kabar, Artikel Berita, Artikel Berita Wawan cara, Artikel Fenomena, Artikel Indonesia, Artikel Islam, Artikel Islami, Artikel Muslim, Artikel Politik, Artikel Ragam, Artikel Unik, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sinau Bareng Cak Nun Dan Kiai Kanjeng
link : Sinau Bareng Cak Nun Dan Kiai Kanjeng

Baca juga


Sinau Bareng Cak Nun Dan Kiai Kanjeng

Penulis : Dimaz Akbar
Kamis 14 Desember 2017

Probolinggo,KraksaanOnline.com –  Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN) ke-23 tahun 2017, Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo bekerja sama dengan PGRI Kabupaten Probolinggo mengadakan Sinau Bareng Emha Ainun Najib atau Cak Nun dan Kiai Kanjeng di Auditorium Madakaripura Kantor Bupati Probolinggo, Rabu (13/12/2017) malam.

Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng ini diikuti oleh 1.000 orang peserta terdiri dari para guru, pengawas, penilik dan mitra terkait. Mereka menggunakan pakaian dengan nuansa putih berkopyah bagi laki-laki dan muslimah bagi perempuan.

Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Probolinggo Drs. HA. Timbul Prihanjoko didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Probolinggo Hj. Nunung Timbul Prihanjoko dan jajaran Forkopimda, Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si, Ketua Umum MUI Kabupaten Probolinggo KH Munir Kholili, Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo Soeparwiyono dan pejabat di lingkungan Pemkab Probolinggo.

Dalam sambutannya H Hasan Aminuddin mengungkapkan selain untuk memperingati HUT ke-72 PGRI dan HGN ke-23 tahun 2017, Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng ini digelar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

“Zaman ini butuh sebuah uswah hasanah atau contoh dari pemimpin. Mari kita awali dari guru. Para pemimpin saat ini merupakan hasil karya besar dari guru. Oleh karena itu, kita harus selalu menghormati guru,” katanya.

Menurut Hasan, akhlak wajib dicontohkan oleh guru. Karena peradaban saat ini seseorang sering mengambil keputusan melogikakan semua problem di dunia ini. Nilai-nilai keimanan sudah tidak ada.

“Perilaku zaman hari ini adalah perubahan gaya hidup sehingga mensyukuri nikmat selalu merasa tidak cukup. Bahkan budaya malu hampir mulai ditinggalkan. Dalam kesempatan ini saya mengajak semua guru untuk mengembalikan semua itu seperti dahulu,” jelasnya.

Sementara Emha Ainun Najib (Cak Nun) menyampaikan perkembangan teknologi sangat luar biasa. Hal ini yang menyebabkan masyarakat Indonesia tangguh-tangguh dan energinya luar biasa.

“Guru adalah yang menjalankan alam semesta. Insya Allah masuk surga, karena guru menjadi orang-orang yang menjalankan cintanya Allah. Kita mengajar karena cinta. Semoga etos dan kinerjanya guru meningkat. Sebab cinta tidak akan berkurang, akan tetapi akan terus bertambah. Guru adalah pekerjaan rohaniyah sehingga bisa bertambah-tambah pahala ibadahnya,” ungkapnya.

Menurut Cak Nun, harus gembira menjadi guru. Temuka inovasi dan cara apa yang bisa membuat guru gembira sehingga anak-anak tidak bosan. Banyak anak-anak yang tidak paham pelajaran karena guru dan suasana kelasnya yang tidak menyenangkan. Hidup ini harus memberi berita gembira dengan cara memberikan kegembiraan.

“Kita diberi ilmu untuk mengatasi masalah. Tetapi banyak yang tidak tahu bagaimana cara mengatasi masalah. Padahal salah satunya adalah melalui tawakkal,” jelasnya.

Cak Nun menegaskan bahwa pada kenyataannya pelajar Indonesia pintar-pintar. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya prestasi yang diraih di luar negeri. Namun tidak sedikit dari mereka yang akhirnya tidak mampu berkembang karena seringnya terjadi perubahan sistem pembelajaran.

“Kadang dalam lima tahun, sistem pendidikannya bisa berubah hingga beberapa kali. Belum selesai satunya sudah ada sistem yang baru. Ini bukan salahnya guru. Karena pada dasarnya guru itu sudah pusing karena seringnya pergantian sistem pendidikan. Oleh karena itu, guru itu sebaiknya cukup fokus mengajar saja, ” terangnya.

Menurut Cak Nun, pendidikan itu harusnya juga mengajarkan akhlak. Namun dalam kurikulum yang dibuat tidak ada yang menjelaskan tentang pendidikan akhlak. Dari sinilah guru harus bisa memberikan pendidikan akhlak kepada anak didiknya. “Kalau tidak ada di kurikulum maka pendidikan akhlak ini harus diisi sendiri oleh guru,” tegasnya.

Cak menambahkan bahwa seorang guru itu harus berpedoman kepada 4 (empat) sifat dari Nabi Muhammad SAW. Yakni siddiq, amanah, tablig dan fatonah. Ini harus menjadi kunci agar mampu mendidik anak-anak Indonesia dengan maksimal.

“Anak didik di Indonesia itu multi talenta. Maka kembangkan dan didiklah mereka jangan buat kecewa. Guru harus mampu mengembangkan kreatifitas anak-anak. Karena sekolah itu hanya sebagai wadahnya,” ungkapnya.

Lebih lanjut Cak Nun menerangkan untuk menjadi sukses maka anak-anak harus mampu melihat masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. “Anak-anak dengan mempelajari masa lalu, maka dia akan berkembang dengan baik. Tetapi guru harus mampu membedakan antara agama dan budaya. Contohnya, menutup aurat adalah agama. Sementara alat yang dibuat menutup aurat adalah budaya,” pungkasnya.

Terpisah Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Dewi Korina mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada para guru khususnya dan semua pejabat di lingkungan Pemkab Probolinggo berupa hiburan sekaligus pencerahan yang religius untuk sinau, belajar, mengevaluasi diri, memperbaiki kinerja serta meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat di tahun yang akan datang.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua PGRI Kabupaten Probolinggo Purnomo. Menurutnya, kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk peningkatan kompetensi guru serta penguatan karakter sebagai contoh bagi anak didik selaras dengan telah diperhatikannya kesejahteraan guru.

Selain sinau melalui ceramah, kegiatan ini juga diisi dengan nyanyian untuk menggugah motivasi guru dengan iringan musik Kiai Kanjeng. Dalam kesempatan tersebut para guru juga diajak mengenal kembali permainan masa lalu yang sering dilakukan oleh anak-anak masa dahulu.

Sebelum berakhir, pada malam itu, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Probolinggo Nadda Lubis, Kapolres Probolinggo AKBP Fadly Samad dan Dandim 0820 Probolinggo Letkol Kav Depri Rio Saransi secara bergantian melantunkan suara emasnya. Kegiatan Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng ini diakhiri dengan menyanyikan lagu Kemesraan bersama-sama.(maz)




Demikianlah Artikel Sinau Bareng Cak Nun Dan Kiai Kanjeng

Sekianlah artikel Sinau Bareng Cak Nun Dan Kiai Kanjeng kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Sinau Bareng Cak Nun Dan Kiai Kanjeng dengan alamat link http://beritawawancara.blogspot.com/2017/12/sinau-bareng-cak-nun-dan-kiai-kanjeng_14.html

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sinau Bareng Cak Nun Dan Kiai Kanjeng"

Posting Komentar